MAKALAH DENDROLOGI
Judul Makalah : Ciri-Ciri Lapangan Dari Famili
( Clusiaceae, Bombacaceae,Oxalidaceae,Verbenaceae,Apocynaceae) Beserta
Jenis-Jenisnya
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
|
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
TANJUNGSARI
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-NYA
sehingga maka penulis dapat menyusun makalah. Shalawat beriring salam tidak
lupa penulis sampaikan kepada nabi Muhammad S.A.W yang selalu mengajarkan kita
untuk senantiasa menuntut ilmu.
Makalah
ini berjudul “Ciri-Ciri
Lapangan Dari Famili (Clusiaceae,
Bombacaceae,Oxalidaceae,Verbenaceae,Apocynaceae) Beserta Jenis-Jenisnya”
yang disusun dari berbagai sumber tulisan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dendrologi.
Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu selesainya penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segala
pihak. Namun, besar harapan penulis semoga
makalah ini berguna bagi penulis dan segala pihak yang membacanya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumedang, 3 Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGATAR
........................................................................................................................
|
i
|
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
|
ii
|
Bab I Pendahuluan
|
1
|
1.1. Latar
Belakang .......................................................................................................
|
1
|
Bab II Pembahasan
|
2
|
2.1 Famili Clusiaceae (Suku Manggis-Manggisan).......................................................
|
2
|
2.2 Tanaman Yang Masuk Kedalam Famili Clusiaceae Beserta
Jenis-Jenisnya...........
2.3 Famili Bombacaceae................................................................................................
2.4 Tanaman
Yang Masuk Kedalam Famili Bombacaceae Beserta Jenis-Jenisnya......
2.5 Famili
Apocynaceae.................................................................................................
2.6 Tanaman
Yang Masuk Kedalam Famili Apocynaceae Beserta Jenis-Jenisnya.......
2.7 Famili
Verbenaceae..................................................................................................
2.8 Tanaman
Yang Masuk Kedalam Famili Verbenaceae Beserta Jenis-Jenisnya........
2.9 Famili
Oxalidaceae...................................................................................................
2.10 Tanaman
Yang Masuk Kedalam Famili Oxalidaceae Beserta Jenis-Jenisnya.......
|
5
18
19
28
30
36
36
45
45
|
Bab III Penutup
|
52
|
4.1.
kesimpulan ............................................................................................................
|
52
|
4.2. Saran
......................................................................................................................
|
53
|
DAFTAR PUSTAKA
|
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hutan adalah
sebuah ekosistem yang dicirikan oleh penutupan pohon-pohon yang cukup rapat dan
luas, sering kali terdiri atas tegakan-tegakan yang beraneka ragam sifat,
seperti komposisi jenis, struktur, kelas umur, dan proses-prose yang
berhubungan; pada umumnya mencakup: padang rumput, sungai, ikan, dan satwa
liar. Hutan mencakup pula bentuk khusus,
seperti hutan industri, hutan milik non-industri, hutan tanaman, hutan publik,
hutan lindung, dan hutan kota (Helms 1998). Adapun yang dimaksud dengan tegakan
(stand) adalah sebidang lahan hutan yang homogen dan secara geografis
terpusat serta memiliki kombinasi sifat-sifat fisik lahan, tumbuhan, dan
fasilitas pengolahan yang relatif sama, serta dengan luas yang melebihi luas
minimal yang ditetapkan dalam pengelolaan hutan.
Berkembangnya
Ilmu Tumbuhan di Indonesia karena potensi keanekaragaman flora yang dimiliki
melimpah sehingga Ilmu tumbuhan ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat
mengikuti arus zaman. Bidang-bidang pengetahuan yang semula bagian dari cabang
ilmu tumbuhan, sekarang telah menjadi ilmu yang dapat berdiri sendiri
sehingga ilmunya lebih terperinci dan mendetail tentang bidang yang dibahas dan
dikaji.
Dendrologi merupakan cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri dengan kajian yang lebih mendalam tentang ilmu pohon. Secara harfiah Dendrologi berarti ilmu tentang pohon, yaitu mempelajari sifat-sifat taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunannnya yang penting. Dendrologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hutan yang dapat menjelaskan tentang pohon-pohon yang jenis dan ragamnya banyak, memberikan gambaran dalam mengenal karakteristik pohon, serta memberikan pemahaman berbagai macam variasi pohon, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan. Berkait dengan sifatnya yang alami, maka dendrologi tidak sekedar mempelajari hal-hal yang bersifat morfologis tetapi juga mempelajari habitat suatu pohon dan penyebarannya.Oleh sebab itu disusunlah makalah dendrologi ini untuk mempelajari ciri-ciri atau sifat taksonomi, penyebaran ekologi serta kegunaan beberapa spesies dari beberapa family tumbuhan.
Dendrologi merupakan cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri dengan kajian yang lebih mendalam tentang ilmu pohon. Secara harfiah Dendrologi berarti ilmu tentang pohon, yaitu mempelajari sifat-sifat taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunannnya yang penting. Dendrologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hutan yang dapat menjelaskan tentang pohon-pohon yang jenis dan ragamnya banyak, memberikan gambaran dalam mengenal karakteristik pohon, serta memberikan pemahaman berbagai macam variasi pohon, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan. Berkait dengan sifatnya yang alami, maka dendrologi tidak sekedar mempelajari hal-hal yang bersifat morfologis tetapi juga mempelajari habitat suatu pohon dan penyebarannya.Oleh sebab itu disusunlah makalah dendrologi ini untuk mempelajari ciri-ciri atau sifat taksonomi, penyebaran ekologi serta kegunaan beberapa spesies dari beberapa family tumbuhan.
BAB
II
ISI
2.1
FAMILI CLUSIACEAE
(Suku
Manggis-Manggisan)
Ciri
–Cici Umum :
Tumbuhan biji merupakan golongan
tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri
khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji. Bersama-sama dengan yumbuhan
paku tumbuhan biji telah merupakan tumbuhan kormus sejati. Tubuh jelas dapat
dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang dan daun. Selain itu
tumbuh-tumbuhan biji memiliki pula bagian-bagian lain yang merupakan
metamorphosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam
organ tambahan. Golongan tumbuhan biji disebut pula Anthophyta atau tumbuhan
bunga.
Pada
Spermatophyta tubuh jelas dapat dibedakan dalam akar, batang dan daun. Daun dalam tipe
makrofil dan susunan tulang yang beraneka ragam. Akar tubuh dari titik akar.
Sporofil terangkai sebagai strobilus atau bunga. Divisi tumbuhan biji secara
klasik dibedakan dalam dua anak divisi yaitu: tumbuhan berbiji
terbuka(gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae) .Tumbuhan yang tergolong
dalam tumbuhan biji terbelah atau dikotiledoneae dengan anak kelas dialypetalae
guttiferae atau clusiaceae.
Morfologi
Bangsa Guttiferales
Sebagian besar berupa semak,
perdu atau pohon dengan batang berkayu, daun tunggal berhadapan dengan atau
tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daun-daun
mahkota yang bebas, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah daun mahkota, jika lebih berbekas. Putik dengan bakal buah yang
menumpang, apokarp atau sinkarp, jika sinkarp hanya beruang satu dengan tembuni
pada dindingnya, biasanya beruang lebih dari satu dengan tembuni dipusat dalam
sudut-sudut ruangan.biji dengan endosperm yang tidak mengandung zat tepung.
Suku Guttiferae (Clusiaceae)
Kebanyakan berupa pohon, jarang
berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelenjar minyak, yang
duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Semua spesies di
daerah ini memiliki lateks atau getah berwarna; banyak lateks kuning atau
oranye. Daun tunggal, berhadapan,
koriaseus, tidak ada stipula. Untuk Clusiaceae lain, ruas daun dan struktur
ranting muda adalah karakter pembeda penting. Daun biasanya agak berair, dengan
urat sekunder erat paralel. Tunas terminal setiap cabang biasanya sepenuhnya
diselimuti dasar tangkai daun terminal. Batang, daun, dan bunga, memiliki
kelenjar menghasilkan minyak esensial, lemak dan resin. Bunga banci atau
berkelamin tunggal, aktinomorf. Bunga bisa tunggal maupun majemuk. Kelopak dan
mahkota mempunyai susunan dan letak yang amat berfariasi, daun kelopak 2->6,
daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak, poliadelf
(berberkas-berkas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul) bakal buah
menumpang, beruang 1->15 kebanyakan beruang 3->5, bakal biji banyak,
masing-masing dengan dua integument. Buah dengan bentuk dan struktur yang
bemacam-macam. Bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, sering kali
bersalut, lembaga besar.
Contoh
jenis:
- Calophyllum inophyllum (Bintangur, Nyamplung)
- Calophyllum soulatri
- Garcinia mangostana (Manggis)
- Garcinia dulcis (Mundu)
- Garcinia celebica (Manggis hutan)
- Mammea grandifolia
- Clusia intermedia
- Cratoxylon arborescens (Geronggang)
Berdasarkan Taksonomi
berdasarkan Taksonomi Tumbuhan Gembong tjitrosoepomo
Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Dycotiledoneae
Bangsa :
Guttiferales
Clusiales
Suku :
Guttiferaceae
Clusiaceae
Marga :
Hypericum
Garnicia
Calophyllum
Pentadesma
Mammea
Mesua
Jenis :
Hypericum perforatum
Garcinia dulcis
Calophyllum inophyllum
Pentadesma butyraceum
Mamea Americana
Mesua ferrea
Berdasarkan APG III
Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Dycotiledoneae
Bangsa :
Malphigiales
Suku :
Guttiferaceae
Clusiaceae
Marga :
Hypericum
Garnicia
Calophyllum
Pentadesma
Mammea
Mesua
Jenis :
Hypericum perforatum
Garcinia dulcis
Calophyllum inophyllum
Pentadesma butyraceum
Mamea
Americana
Perbedaan
taksonomi pada masa lampau (buku gembong) dan system APG III hanya pada divisi
yakni menjadi magnoliophyta, sedangkan bangsanya menjadi malphigiales. Pada APG
III clusiaceae masuk kedalam kelompok/clade eudicots, termasuk kedalam keluarga
fabids/fabaceae.
Manfaat
Keluarga Clusaceae mempunyai manfaat
ekonomi yang tinggi. Beberapa spesies seperti Mesua ferrea dab Garcinia
paucinervis mempunyai kayu yang keras. Beberapa spesies dari Calophylum,
Clusia Linnaeus, dan Garcinia
memproduksi getah resin yang bernilai ekonomis. Gamboge adalah hasil
produksi dari Garcinia morella Desrousseaux dan spesies lain. Garcinia
mangostana dan Mammea americana Linnaeus memproduksi buah-buahan
yang biasa dikonsumsi. Spesies lain seperti Calophyllum inophyllum dan Garcinia
indica Choisy memiliki biji yang dapat diambil minyaknya. Hypericum sangat penting dalam dunia pengobatan dan
horticultural. Beberapa spesies lain dapat bermanfaat sebagai obat-obatan,
pewarna, damar dan minyak esensial yang digunakan dalam kosmetik, serta
buah-buahan yang dapat dimakan.
2.2 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY
CLUSIACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1.Garcinia mangostana (Manggis)
Manggis
(Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah
tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai
7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika
matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis
dalam perdagangan dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan
durian, si "raja buah".
Manggis merupakan tanaman buah
berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia
Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara,
tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti
Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis
disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus
(Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat). Manggis
berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari
tradisi boga India dan Sumatera.
Klasifikasi Manggis (Garcinia mangostana)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Anak divisiO : Angiospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Familia : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
![Garcinia mangostana L.](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Gambar Garcinia mangostana
Deskripsi Morfologi Manggis (Garcinia mangostana)
Berupa pohon dengan tinggi 6-20 m. Daun manggis
berbentuk oval memanjang, meruncing pendek , 12-23 X 4,5-10 cm. Di sini hanya
dikenal bunga betina, 1-3 pada ujung ranting, bergaris tengah 5-6 cm. Dua daun
kelopak yang terluar berwarna hijau kuning, dua yang terdalam lebih kecil,
bertepi merah, melengkung kuat dan tumpul. Daun mahkota berbentuk telur
terbalik, berdaging tebal, berwarna hijau kuning, tepi berwarna merah atau
semua berwarna merah. Staminodia seringkali dalam kelompok. Bakal buah beruang
4-8. kepala putik berjari-jari 4-8.
Buah bentuk bola tertekan garis tengah 3,5-7 cm,
berwarna ungu tua, dengan kepala putik duduk, besar dan kelopak tetap. Dinding
buah tebal, berdaging, berwarna ungu dengan getah kuning. Biji 1-3, diselimuti
oleh selaput biji yang tebal berair, berwarna putih, dapat dimakan.
![http://andreasdamanik14.files.wordpress.com/2012/12/pohon_apel.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7wFZ8JXEITdc1cJqBo3ChEbV9Xdx2YytJsWmL8ISOCFlVYWublbJfrSx191wui9hWQoQu4qfBOFhQE_SXGl5dAjfATbmRv99T-YY7ZIyAOzOppF1Wo9ZM41cDzbkFzV1TNeD0HjFxFVM/s400/l_8cef9994fd98f0d6dfcd6ebcaa00926a.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![http://caramengobatipenyakit.biz/wp-content/uploads/2012/05/daun_sirsak.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
Tanaman Manggis adalah sejenis pohon
hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara.
Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter, Manggis berkerabat dengan kokam, asam
kandis dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan
Sumatera.
Fakta
di lapangan membuktikan ada keanekaragaman tanaman manggis yang mungkin saja
dikarenakan aspek lingkungan mau pun aspek genetik yang disebabkan mutasi alami
searah dengan histori tanaman manggis yang sudah berusia beberapa ribu tahun.Buah
manggis muda, dimana tak membutuhkan pemupukan untuk tumbuh, pertama kali bakal
berwarna hijau pucat atau nyaris putih dibawah kanopi. Waktu buah membesar
sepanjang 2 sampai 3 bln. ke depan, warna kulitnya bakal jadi hijau gelap. Pada
periode ini, perkembangan ukuran buah bisa bertambah sampai kulitnya memiliki
ukuran 6-8 cm (2, 4-3, 1 inchi) dengan diameter luar, bakal terus keras sampai
pematangan akhir tiba.
Batang
Batang manggis berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak
ke atas. Kulit batang tidak rata dan berwarna kecoklat-coklatan, Tumbuhnya
tunggal dan bertangkai pendek
Daun
Daun berbentuk bulat telur / bulat panjang, Struktur
helai daun tebal dengan permukaan berwarna hijau, mengkilap
Buah dan Kulit
Buah manggis berwarna merah keunguan ketika matang,
meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah.
Manfaat tanaman Manggis (Garcinia mangostana)
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar,
sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir
dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan
air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang ohon dipakai
sebagai ahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
2.
Garcinia dulcis ( Mundu)
Mundu atau Garcinia dulcis merupakan
sejenis pohon buah-buahan yang semakin langka anggota genus Garcinia
yang berkerabat dekat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asem
kandis (Garcinia parvifolia). Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli
Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan sebagian Kalimantan, meskipun tumbuhan
ini juga tumbuh di Filipina dan Thailand.
Mundu
di Jawa disebut juga rata, baros atau klendeng dalam
bahasa Sunda dikenal sebagai jawura atau golodogpanto. Dalam
bahasa Inggris dikenal juga dengan sebutan yang sama, mundu atau moendoe.
Di Filipina disebut sebagai biniti atau bagalot, sedangkan di
Thailand dikenal sebagai maphut. Dalam bahasa latin (ilmiah), mundu
disebut Garcinia dulcis yang bersinonim dengan Garcinia longifolia,
dan Xanthochymus javanensis.
Diskripsi
dan Persebaran.
Tumbuhan mundu (Garcinia dulcis) berupa
pohon berbatang pendek dengan tinggi maksimal 13-15 meter dengan tajuk yang
mengerucut ke atas. Batangnya mempunyai kulit berwarna coklat dan mempunyai
semacam getah berwarna putih yang akan berubah menjadi coklat pucat saat
kering. Batang mundu ditumbuhi banyak ranting berbentuk hampir persegi empat
yang mudah patah dan berbulu halus.
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiosTclTkPcrOLxf2FTrXdlBx9Ky8xcBrdiL6aykohXF3g0u6br-uAne2aMCqWaQJHooyh60t8j1jjeHXqAoaUUrSKKc4pwNXCuoOhlgHWnMDR6q-kVPuTImk8_sUZVcf_pwzmj8qI2QvnX/s640/garcinia-dulcis_kombinasi.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
|
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
|
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
|
Sub Kelas: Dilleniidae
|
Ordo: Theales
|
Genus: Garcinia
|
Spesies: Garcinia dulcis Kurz
|
Daun mundu berbentuk bundar telur
sampai lonjong jorong, panjang 10 – 30 cm dan lebar 3,5 – 14 cm, hijau pucat
bila muda, permukaan atas hijau gelap dan mengkilat, pada bagian bawah dengan
tulang tengah yang menonjol dan keras, urat-urat daun banyak dan paralel,
panjang tangkai daun sampai 2 cm. Bunga mundu muncul di dekat pangkal
daun berwarna kuning keputihan dan berbau harum.
Buah mundu berbentuk bulat dengan ujung atas dan bawah
agak meruncing dengan diameter antara 5-8 cm. Buah berwarna hijau muda saat
masih mentah dan berubah menjadi kuning cerah (mengkilat) ketika masak. Buah
mundu (Garcinia dulcis) memiliki 1-5 biji berukuran 2,5 cm berwarna
coklat. Daging buah mundu berwarna kuning dan mengandung banyak air. Rasa
buahnya manis agak masam.
Pohon mundu tumbuh di Indonesia (Jawa dan sebagian
Kalimantan) dan telah ditanam di negara-negara di Asia Tenggara seperti
Thailand dan Filipina. Habitatnya adalah daerah dataran rendah hingga
ketinggian 500 meter dpl.
Manfaat.
Buah
mundu dapat dimakan langsung dan diolah menjadi selai bahkan sebagai campuran
jamu tradisional. Sedangkan kayu dan kulitnya, dahulu sering dipakai sebagai
campuran pembuat warna hijau alami.
Yang perlu diperhatikan ketika memakan buah mundu
secara langsung adalah getahnya. Buah yang banyak mengandung vitamin C ini
memiliki getah yang kuat yang dapat membuat iritasi ringan di bibir bagi yang
tidak terbiasa. Karena itu, jika hendak memakannya lebih baik mengupas dan
mencucinya terlebih dahulu sehingga getah buah langka ini hilang dulu.
Penasaran dengan buah mundu nan langka ini?.
Sobat-sobat yang ada di Jawa Timur mungkin masih bisa menjumpainya di depan
Gelora Sepuluh November. Di sana terdapat Taman Mundu dengan sepasang pohon
mundu yang ditanam sebagai ikon taman, semoga lestari.
3. Garcinia xanthocymus (Asam Kandis)
![http://asraza.com/wp-content/uploads/2014/09/asamkandisctt.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.jpg)
![http://bibitbunga.com/wp-content/uploads/2014/08/buah-asam-kandis-pohon.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.jpg)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Dilleniidae
Ordo : Theales
Famili : Clusiaceae (Guttiferae)
Spesies : Garcinia xanthocymus
Asam kandis (Garcinia xanthochymus) adalah pohon hijau abadi berukuran 15m - 30m yang berasal dari India. Ia masih sekerabat dengan manggis serta asam gelugur.
Tajuknya berbentuk seperti piramid, dengan batang utama tegak dan cabang-cabang
tumbuh mendatar, seperti pohon manggis,kulit batang berwarna hitam keabuan,
bergetah kuning sampai kuning kecoklatan. Daunnya lanset memanjang, sempit,
hijau tua, panjang 12–24 cm. Buahnya agak membulat, meruncing, dengan
diameter mencapai 9 cm, berwarna jingga pucat atau kuning pekat. Tetapi
varietas yang tumbuh di pulau sumatera terutama sumatera selatan buahnya bulat dengan ujung buah
cekung kedalam, dengan warna buah matang kuning kecoklatan, sedikit bergetah
berwarna kuning sampai kuning kecoklatan,buah yang masih muda berwarna hijau
muda.Buah terdiri atas kulit buah, 4 - 5 biji yang masing - masing di selimuti
daging buah.
Tumbuhan ini menyukai naungan dan
suasana lembap. Pembungaan biasanya setelah masa kering yang cukup panjang
(minimal tiga bulan) dan bisa berbunga dua kali setahun.
Pengolahan buah menjadi asam
kandis,menurut pengalaman penulis adalah dengan cara buah yang sudah matang di
iris tipis-tipis,lalu di jemur di terik matahari selama beberapa hari,sampai
kering.Asam kandis tahan di simpan bertahun - tahun Asan kandis yang baik
adalah yang berwarna merah kecoklatan,asam kandis yang sudah berwarna hitam
menunjukan proses pengeringan yang tak sempurna, masih lembab tapi sudah di
simpan.
Asam kandis dimanfaatkan buahnya. Rasa
buah masam, sedangkan kulit buah rasanya asam kelat dan dijadikan bumbu dapur, selai, campuran kari, serta buah segar dibuat acar. Asam kandis banyak dipakai dalam masakan dari Sumatera,
seperti pindang
ikan dan pindang daging. Varietas asam kandis yang lain adalah kokam,
bumbu yang dihasilkan dari tumbuhan sekerabat (G. indica). Pemanfaatan
lain adalah sebagai sumber bahan pewarna.
4. Calophyllum inophyllum (nyamplung,bintangur)
Bunga nyamplung
|
(Calophyllum inophyllum)
|
||||||||||||||||
|
Spesies
|
Calophyllum (dari
bahasa Yunani: kalos
yang artinya cantik, dan phullon yang artinya daun) adalah genus dari
sekitar 200 spesies tanaman hijau
abadi dari suku Clusiaceae. Calophyllum
dapat ditemukan di Madagaskar, Afrika
Timur, Asia
Selatan dan Tenggara, Kepulauan
Pasifik, Hindia
Barat, dan Amerika
Selatan. Tumbuhan ini disebut bintangur, bentangur[2] atau mentangur
di Indonesia; bintangor,
entangor atau penaga di Malaysia; bintanghol
di Filipina, dan poon
di Burma[3] dan India. Menurut
IUCN, ada
delapan jenis Calophyllum yang mendekati kepunahan di Indonesia; salah
satunya, Calophyllum
insularum berada dalam status Terancam (Endangered)[4].
Pohon yang tinggi dan besar, agak ramping; jarang berupa pohon
kecil atau sedang, kadang-kadang saja berupa perdu atau
pohon yang amat besar. Tajuk monopodial, yang segera berubah menjadi simpodial,
padat, serupa kubah. Biasanya tanpa banir, namun sesekali
ada yang memiliki banir kecil namun kokoh; sesekali pula ada yang memiliki akar tunjang atau akar nafas. Batang umumnya
bulat torak. Pepagan biasanya dengan warna kekuningan atau oker, khususnya
jika masih muda; kulit luar memecah bentuk perahu; pepagan
dalam merah jambu hingga merah, menjadi lebih gelap atau kecokelatan jika
kena udara, halus, lunak, menyerat, sering berlapis-lapis, dan sering tebal.
Kuncup di ujung ranting biasanya memanjang dan
menonjol; ranting-ranting muda acapkali menyegi-empat. Daun-daun umumnya
jelas bertangkai, tanpa daun
penumpu; helaian daun sering menjangat, hampir selalu gundul,
dengan pertulangan sekunder yang berjumlah banyak, ramping, tersusun rapat,
lurus, dan sejajar, biasanya hampir tegak lurus tulang daun utama. Perbungaan di
ketiak atau terminal, dalam tandan (raceme)
sederhana atau bercabang-cabang, atau jarang-jarang, bentuk payung (umbellate).
Bunga
berkelamin ganda, biasanya berjumlah banyak, biasanya harum, sering putih;
kelopak 4, dalam 2 pasangan berhadapan; mahkota 4, 2
atau tiada; benang sari banyak, dengan
tangkai sari ramping, lepas-lepas atau berlekatan di pangkal; putik ramping. Buah batu sering
berwarna hijau ketika di pohon, dengan biji tunggal diselubungi tempurung keras
yang mengayu.
Calophyllum terdiri dari
sekitar 190 spesies; dengan pusat penyebarannya di Kalimantan. Di
pulau ini ditemukan sebanyak 65 jenis; sedangkan di Semenanjung Malaya, Sumatera, Papua
Nugini, dan Madagaskar
berturut-turut ditemukan sekitar 40, 35, 35, dan 20 jenis. Hanya sekitar 8
jenis yang didapati di Amerika
Tengah dan Selatan. Tingkat
keendemikan
tertinggi didapati di Papua Nugini, yaitu 75% dari jenisnya tidak didapati di
tempat lain. Sementara beberapa jenisnya diketahui menyebar luas, seperti nyamplung (Calophyllum
inophyllum), yang menyebar di hutan-hutan
pantai pesisir timur Afrika dan
Madagaskar, ke India dan kawasan Malesia, hingga Australia utara
dan Polinesia. Sulatri (C. soulattri)
juga menyebar luas dari Indocina dan Thailand, seluruh
kawasan Malesia, hingga ke Australia utara dan Melanesia.[3]
Ekologi dan habitat
Kelompok pohon ini umumnya merupakan jenis hutan hujan tropika dataran rendah, namun beberapa spesiesnya ditemukan hidup di hutan hujan pegunungan. Kebanyakan didapati hidup di wilayah lembab hutan dipterokarpa yang berdrainase baik, hutan perbukitan, hutan rawa gambut, rawa riparian atau rawa-rawa yang lain; beberapa jenisnya tumbuh pada habitat yang lebih kering atau lebih terbuka.[3]
Kegunaan
Bintangur
menghasilkan kayu yang
baik untuk memenuhi berbagai keperluan. Pepagan dari
beberapa jenisnya menghasilkan getah beracun
yang dapat digunakan membius ikan atau meracun tikus;
sementara air rebusan pepagan dari beberapa jenis yang lain dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Pepagan beberapa jenisnya juga menghasilkan bahan
pewarna batik atau tanin.
Beberapa jenis buahnya dapat dimakan atau dibuat acar,
meskipun rasanya masam; dan dari
beberapa jenis bijinya dihasilkan minyak untuk penerangan atau membuat sabun.[3]
5. Garcinia atroviridis (Asam gelugur)
Asam gelugur
|
|
Pokok asam gelugur berbunga
|
|
kingdom:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
(tiada
peringkat):
|
|
Order:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
G. atroviridis Griff
|
Garcinia atroviridis
|
Asam gelugur (Garcinia
atroviridis Griff)[1], [2] atau asam
keping merupakan sejenis pokok nadir yang dipercayai
berasal dari semenanjung Malaysia. Pokok ini telah disebarkan ke
negara-negara jiran seperti di Thailand, Indonesia, Filipina dan juga
India.
Maklumat berkaitan keluasan tanaman asam gelugor tidak ada yang dicatitkan oleh
Jabatan Pertanian
Malaysia kerana kebanyakannya di tanam atau tumbuh di kebun
secara bercampur dengan tanaman buah-buahan lain. Antara negeri-negeri
semenanjung yang didapati mempunyai banyak jumlah pokok ini ialah seperti di Perak, Kelantan, Terengganu, Negeri Sembilan, Pahang dan Kedah.
Terdapat juga pokok asam gelugor di kawasan hutan dan buahnya dikutip secara
berkala oleh penduduk kampung berhampiran. Rasa daun dan bunga dalah
lemak-lemak, sedikit manis, sedikit kemasaman dan kelat. Manakala buahnya pula
rasa masam jika dimakan. Buah dan pucuknya bersifat sejuk.
Ciri botani
Pokok asam
gelugor merupakan sejenis pokok saka berbuah yang mempunyai akar tunjang dan
mampu mencapai ketinggian sehingga 10-15 meter. Batangnya dari kayu keras
berwarna kelabu. Daun tunggal, besar, bujur memanjang, berwarna hijau gelap
dengan permukaan atasnya berkilat, pucuk muda berwarna kemerahan bertukar hijau
tua apabila matang. Bunganya mempunyai kelopak dan berwarna merah kekuningan
yang keluar dari celah ketiak daun. Buah asam gelugor berwarna hijau cerah
ketika muda dan akan jingga kekuningan apabila matang. Buahnya mempunyai biji
keras dan mempunyai rasa yang sangat masam. Bentuk buah asam gelugor
berbeza-beza mengikut varieti iaitu ada yang bulat, oval dan bentuk oblong serta
mempunyai ketak. Berat buah antara 100-700 gram sebiji dan mempunyai garispusat
antara 6-11 cm. Buahnya mempunyai 12-16 ketak.
Khasiat
Buah asam gelugur
mengadungi asid sitrik, asid tartarik, asid malik, asid
askorbik, asid hidroksisitrik, flavonoid, serat, vitamin dan mineral. Asid
askorbiknya berperanan sebagai antibakeria. Daunnya pula mengandungi serat, karbohidrat, alkoloid, vitamin dan mineral.
Dengan memakan daun, bunga atau buah asam gelugur
dapat menurunkan darah tinggi, merawat kencing manis, berat badan berlebihan,
tidak selera makan dan sakit jantung.[perlu rujukan] Buah,
bunga dan pucukmya boleh bertindak sebagai antioksidan dan awet muda.
Penanaman
Penanaman asam gelugor
untuk menghasilkan asam keping perlu dibanyakkan lagi dengan penanaman secara
komersil. Penanaman boleh menggunakan bijibenih dari buah yang cukup matang dan
disemai dalam nurseri. Benih yang mempunyai ketinggian lebih sekaki ditanam
dengan jarak 6m x 6m. Spesis yang ada di Malaysia adalah spesis tempatan yang
akan menghasilkan buah selepas 6-7 tahun ditanam.
Kebanyakan pokok yang ada di keliling rumah adalah
bercampur dengan buah-buahan lain di ladang dan menerima baja serta amalan
agronomi yang diberi adalah sama untuk pokok buah-buahan. Kebanyakan pokok
sedia ada dianggap sebagai tanaman organik kerana boleh dikatakan jarang
menggunakan bahan kimia. Pembajaan menggunakan baja NPK 12:12:17:2 dengan kadar
30-50 gram boleh dijalankan sebanyak 3 kali setahun. Perosak dan penyakit
tanaman ini masih belum di buat kajian secara saintifik. Kesan kemarau dan hujan yang
berlebihan kadang-kala menyebabkan kejadian buah gugur.
Penuaian
Buah asam gelugur
yang matang dituai dengan menggunakan galah buluh atau aluminium yang
mempunyai pisau dan
kantung. Ada juga yang memanjat pokok untuk kerja-kerja penuaian. Buah yang
dikutip dikumpul dan dibersihkan untuk proses pengeringan. Untuk dijadikan asam
keping, buah asam gelugor di hiris halus antara 3-8 mm ketebalan dengan pisau
tajam. Hirisan akan disusun untuk dikeringkan menggunakan cahaya matahari atau
alatan mesin pengering. Jika potongan asam keping dijemur, ia memerlukan antara
7-12 hari sebelum cukup kering untuk dijual. Di Gemenceh, Negeri Sembilan didapati asam
gelugur segar (juga digelar asam keping) dijual dengan harga RM 4.00 - RM 5.00
setiap 100 gram.
Kegunaan asam gelugur
Buah asam gelugur
yang telah siap diproses sering dijadikan bahan perisa dalam masakan melayu
serta dijadikan bahan untuk menghilangkan rasa atau bau hanyir yang terdapat pada ikan atau
daging. Asam gelugur ini mempunyai rasa yang sangat masam.Asam gelugor kering
digelar asam keping digunakan kebanyakannya untuk bahan masakan sebagai
penambah rasa kemasaman dalam masakan. Antara masakan popular perlukan asam
keping seperti masakan asam pedas, masak lemak cili api, masak singgang dan
segala jenis masakan lain. Asam keping ini mengandungi bahan asid hidrositrik boleh
menggantikan asam jawa. Pada masa ini ada yang menggunakan
asam gelugur untuk jus minuman dan membantu mengurangkan kolesterol dalam badan
serta berfungsi sebagai antioksidan yang
baik.[perlu rujukan]Pucuk
muda yang mentah atau dicelur dibuat makanan bersama dengan budu, cencaluk, sambal belacan atau
lain-lain pencecah ketika makan nasi. Buah muda asam gelugur boleh dibuat
campuran dalam sambal belacan. Pucuk mudanya boleh dijadikan ramuan dalam nasi
ulam dan nasi kerabu. Daun muda dan bunganya juga boleh dimasukkan ke dalam
masakan asam pedas dan masak lemak cili api.
2.3 FAMILI BOMBACACEAE
Ciri-ciri umum:
Pohon
raksasa, daun bersuling, tunggal atau majemuk menjari, kadang-kadang berbulu
halus atau bersisik, bunga biseks, beraturan, buah kapsul, biji berarillus atau
terbungkus bulu wol, lebih dari 20 marga, serta terdapat di daerah tropika. Tumbuhan berupa pohon, daun tunggal
atau majemuk menjari, duduk tersebar dengan daun penumpu, mempunyai sisik atau
rambut bintang
o Bunga
kadang-kadang besar dengan warna yang menarik, banci, aktinomorf.
o Daun kelopak
4-5 biasanya berlekatan, dalam kuncup tersusun seperti katup
o Daun mahkota 5
tersusun seperti genting, dan dalam kuncup seperti terpilin ke satu arah
o Benang sari
sama dengan jumlah daun mahkota (kebanyakan lebih) dan duduk berhadapan dengan
daun mahkota. Bila jumlahnya banyak seringkali berlekatan membentuk buluh atau
tersusun dalam berkas-berkas
o Kepala sari
beruang 1-2 atau lebih, serbuk sari dengan permukaan licin
o Bakal buah
menumpang sampai setengah tenggelam, beruang 2-5, tiap ruang berisi 2 – banyak
bakal biji.
o Buah kandaga,
sering pecah dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya sering berambut.
Bijidengan atau tanpa endosperm, sering bersalut.
Klasifikasi:
|
|
Kingdom:
Subkingdom:
|
Super Divisi:
|
Divisi:
|
Class:
|
Sub Class:
|
Order:
Family:
|
Plantae
Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
|
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
|
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
|
Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)
|
Dilleniidae
|
Malvales
Bombacaceae
|
Contoh jenis dan
family ini adalah:
·
Ceiba
pentandra (kapuk)
·
Durio
zibenthinus (durian)
·
Ochroma
bicolor (balsa)
·
Gossampinus
malabarica (kapuk hutan)
Manfaat yang
didapatkan dari family ini antara lain:
·
Kayu
·
Buah
·
Serat kapuk
·
Madu
2.4 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY
BOMBACACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1.
Durio
zibentinus murr ( durian )
Ciri khas dari tanaman ini adalah
memiliki kulit buah yang keras dan berlekuk-lekuk tajam menyerupai duri. Secara
umum ciri-ciri dari pohon buah ini adalah: tinggi mencapai 30 m dengan garis
tengah batang 50cm, memiliki akar bangir yang rendah, kulit batang awalnya
halus tapi lama-kelamaan menjadi beralur membujur. Memiliki
daun yang lonjong dan bundar, dengan panjang daun sekitar 2-24 cm dan lebar 3,
5 hingga 8, 5 cm.
Pohon dan buah durian ini
tumbuh di hutan-hutan dataran rendah dan di hutan-hutan campuran pamah atau
hutan yang memiliki tanah yang rata pada ketinggian 500 mdpl dan umumya tumbuh
pada jenis tanah liat. Umumnya pohon durian tumbuh di Kalimantan karena jenis
tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan endemik. Di Kalimantan itu sendiri buah
ini telah dibudidayakan.
Klasifikasi
:
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping
dua/dikotil)
Sub
Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOs4Fv8utaRpnQLiBd4t4bkFw7HE_KEYw6IKxFPdH6pA9IH9EOvsfshWgmZIjlgqEr8JDVlRQOEvalD04IF2FZ-7exPc1x5MJJYyWez7y02oNMJPspx4JLcl2Ky7obLnxQasBLLTgi2So/s400/durian1.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.jpg)
![http://vee3ana.files.wordpress.com/2011/12/durian1.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.jpg)
![http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/12/Durio_zibeth_071230-2985_sntn.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image031.jpg)
Durian
tumbuh dalam bentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus),
berbentuk silindris. Arah
tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan monopodial. Arah tumbuh cabang
condong keatas dan ada pula yang mendatar. Pepagan (kulit batang) berwarna
coklat, mengelupas tak beraturan.
Gambar:
Bagian-bagian daun Durio zibbethinus Murr
|
Daun
(folium) Tergolong daun tunggal yang tidak lengkap. Pada suatu daun tidak
lengkap terdiri atas beberapa bagian yaitu:
1.
Tangkai daun (petiolus)
2.
Helaian daun (lamina).
Pertulangan daun menyirip. bagian
ibu tulang daun (costa) memanjang dari pangkal daun hingga ujung daun
dan dari costa keluar kesamping tulang-tulang cabang (nervus lateralis)
sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip ikan. Daun Durio zibethinus
Murr berbentuk lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak
berseling;; berpangkal dan berujung runcing (acutus) , sisi atas
berwarna hijau terang. Tepi daun rata dengan daging daun tebal
seperti kulit/belulang (coriaceus). Tangkai daun berbentuk silindris dan
tidak menebal pada bagian pangkalnya.
Manfaat
Durio zibbethinus Murr :
Arilus
atau salut biji dari buah durian umumnya dimakan dalam keadaan
segar. Daging buah yang tebal ini dapat diolah menjadi beraneka makanan,
misalnya dodol durian, kolak durian, tempoyak, permen, es krim, dan lain-lain.
Bijinya
bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan
dalam kolak durian. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda
dapat dimasak sebagai sayuran. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam.
Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk
menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati
ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah
ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid.
Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna
tradisional. Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah
dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut
ruangan. Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan,
namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai
perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap,
asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.
2. Ceiba petandra (kapuk)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1lqBaz7hMQ4xVwtiQkmPKYioDrHfRRe1Ze99iNBmcETVug7zN8wNoYjZtWx3QKiRXyAhTJuI4fxgExcVrGkMagqDHeuo_GD4rTWBTzU40Gm-xcePKIbLMKMUk0P_G1O_y5g9oGqltaUhi/s400/Ceiba-pentandra-leaf.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image035.jpg)
![http://open.az/uploads/posts/2013-05/1369904921_xlp.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image037.jpg)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9p_kZ0VL6ExMx00MwSuFUkj8pgTkfyIDtNs41TiEk7N4HVcghjq7WDbGHvQszdu88Hkc0c4wEvu_PDNR9cu49lXr4pB6YkvtyyrOYJnXEt72KmxZ5Gxw3a0EbOFCEozrIqYx_G5Ip2Hg_/s1600/Ceiba+pentandra+Gaertn..jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image039.jpg)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgukGol1sFYUcaGFNxXdZWhcePjk8IIasESrzqPhdpLa1ILd9L8FntHbcSv3ZKUiAP2pL2eT4W7D5Hn2YAEEFspzpAw8D1SbZg14Y3EPbpghgvXAvArquVW_PpWWH6E0YSWYJL8zSM1294/s1600/bunga+randu+1.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image041.jpg)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Malvales
Familia :
Bombaceae
Genus : Ceiba
Species : Ceiba
petandra
Randu
atau kapuk (Ceiba pentandra L.) merupakan pohon tropis yang banyak ditanam di
Asia. Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga dengan tinggi pohon 8-30 m
dan dapat memiliki batang pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m.
Pada batangnya terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut. Daunnya
bertangkai panjang dan berbilang 5-9. Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah
rontok (dekat ujung ranting). Kelopak berbentuk lonceng, berlekuk pendek dengan
tinggi 1-2 cm. Daun mahkota bulat telur terbalik dan memanjang dengan panjang
2,5-4 cm. Benang sari jumlahnya 5, bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta
memiliki kepala sari berbelok-belok. Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji
yang cukup banyak. Pohon kapuk memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan
panjang 7,5-15 cm, menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih
muda serta berwarna coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang
dikelilingi bulu-bulu halus, serat kekuning-kuningan yang merupakan campuran
dari lignin dan sellulosa. Bentuk bijinya bulat, kecil-kecil, dan berwarna
hitam (Setiadi, 1983).
Nama Lain Tumbuhan Randu (Ceiba pentandra L.)
Nama lain dari tanaman Randu yaitu:
Kapas, Kapok, Randu (Indonesia); kapok, cotton silk
tree (England); kapokier (Francis); kapokbaum (German); ceiba, ceibo (Spanyol).
Manfaat Tanaman
Tumbuhan
randu merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan dibidang pengobatan antara
lain: minyak dari biji untuk obat kudis dan membantu pertumbuhan rambut, sari
daun yang masih muda dipergunakan untuk membantu pertumbuhan rambut dengan cara
digosokkan pada kulit kepala kemudian dipijit-pijit (heyne, 1987). Infus daun
digunakan untuk batuk, radang selaput lendir
pada hidung, suara serak, usus dan uretritis. Daun muda diberikan untuk
mengobati gonore. Kulit digunakan sebagai obat untuk mengatasi muntah,
diuretik, demam dan diare. Hal ini juga diterapkan pada pengobatan luka dan jari bengkak. Infus dari kulit kayu
digunakan sebagai obat kumur .
3.
Ochroma lagopus (balsa)
Nama botani : Ochroma lagopus SW. Famili
Bombacaceae, Nama daerah: Balsa. Berasal dari Amerika Tengah dan Amerika
Selatan tropis dan merupakan tumbuhan sekunder setelah penebasan rimba
belantara.
Kingdom:
|
|
(unranked):
|
|
(unranked):
|
|
(unranked):
|
|
Order:
|
|
Family:
|
|
Subfamily:
|
|
Genus:
|
Ochroma
|
Species:
|
Ochroma
lagopus
|
Balsa tumbuh baik pada ketinggian
0-1 000 m dpl, tetapi pertumbuhan optimalnya 0-800 m dpl. Curah hujan rata-rata
yang dibutuhkan berkisar antara 1 500 – 3 000 mm/tahun. Jenis tanah yang
dibutuhkan adalah tanah yang subur, daenase baik, tidak tergenang air, pH masam
sampai netral dan bersolum dalam serta lembab.
Termasuk
pohon tumbuh cepat, dalam waktu 5-6 tahun saja dapat mencapai tinggi 20m dengan
diameter 40 cm. Kayu ini disebut juga kayu gabus. Warna kayu putih, tidak jelas
batas kayu teras dan kayu gubal.
Berat jenis Ochroma lagopus antara 0,14-0,16
(jauh lebih ringan daripada gabus. Sekalipun bersifat kedap terhadap cairan
tetapi kayu ini tidak cocok untuk menggantikan gabus karena kelenturan yang
amat kecil. Kayu ini cepat sekali rapuh kecuali diberi bahan pengawet. Kayu
balsa dapat dipakai untuk bahan penyekat (isolasi) pada suhu rendah.
Kayu balsa dimanfaatkan untuk venir, bagian dalam
lemari es, bahan pelapis gerbong dingin kereta api dan ruang penumpang pesawat
terbang.
Silvikultur :Pohon balsa sejak tahun 1920 sudah ada
dalam kebun tanaman di Bogor. Di
sana tumbuh cepat jika sendirian serta tahan melawan angin jujut.
Permudaan
dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal penyemaian biji. Jarak tanam
di lapangan adalah 3m x 3m atau 3m x 5m karena daun balsa sangat lebar.
Pohon berbuah sepanjang tahun, terbanyak pada bulan
Juli-Agustus. Jumlah biji balsa per kg adalah 112.000-150.000 butir.Hama di
persemaian jarang ditemukan. Di lapangan juga belum ditemukan adanya hama yang
menyerang atau mematikan. Penyakit yang pernah menyerang adalah pembusuk akar.
Untuk pencegahan jamur sebaiknya tegakan tidak terlalu rapat supaya udara dan
cahaya matahari bisa masuk.
4. Adansonia digitata L (baobab)
![http://krbogor.lipi.go.id/assets/berita/Rg5c1Sg2PmKZmGwdqUWD_file_2_adansoniaTop.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image049.jpg)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Adansonia
Spesies : Adansonia digitata L.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Adansonia
Spesies : Adansonia digitata L.
Tanaman baobab ini termasuk dalam
suku Bombacaceae, dan masih satu kerabat dengan kapuk atau randu. Baobab
dikenal juga dengan nama The African Baobab atau Asem Buto/kitambleg
merupakan salah satu tanaman yang diyakini begitu banyak khasiatnya karena kandungan
vitamin C nya mencapai 3 kali kandungan vitamin C dari buah jeruk sedangkan
kandungan kalsiumnya lebih banyak 2 kali dari kalsium segelas
susu. Untuk di Negara asalnya di benua Afrika, pohon baobab ini merupakan
pohon kehidupan dan buahnya telah dimanfaatkan masyarakat sejak berabad –abad
untuk mengatasi segala penyakit.
Pohon Baobab dengan nama latin Adansonia
digitata L., dikenal dengan pohon raksasa dikarenakan mempunyai perawakan
tinggi mencapai 47 meter dengan lingkar batang mencapai 16 meter, di Afrika
merupakan pohon terbesar kedua setelah Redwood.
Kapan
pertama kalinya pohon ini masuk ke Indonesia belum diketahui pasti,
diduga dibawa oleh pedagang dari Timur Tengah dan Afrika sejalan dengan
penyebaran Islam di Indonesia. Berdasarkan survey Trubus, di wilayah
Subang Jawa Barat terdapat puluhan pohon Baobab yang berusia sekitar 160 tahun.
Pohon
raksasa ini dapat tumbuh di daerah panas, hutan kering, daerah berbatu, hingga
daerah dengan curah hujan yang rendah.
Manfaat
o Buah
baobab mengandung kalsium 50% lebih dari bayam, tinggi antioksidan, dan
memiliki tiga kali vitamin C dari jeruk.
o Daunnya
dapat dikonsumsi sebagai makanan, sementara buah yang dicampur susu atau air
dapat digunakan sebagai minuman. Benihnya juga dapat diproduksi menjadi minyak
goreng.
o Kayu
berwarna putih biasanya digunakan sebagai digunaan untuk pembuatan kano, rakit,
papan isolasi, piring kayu dan nampan, kotak mengapung untuk jaring ikan.
o Serat
kayu berkualitas baik dan biasa digunakan sebagai tali, tali harness, tikar,
jerat dan tali pancing, serat kain, senar alat musik , dan tali busur.
o Serbuk
sari bunga baobab yang dicampur air bisa digunakan sebagai lem.
o Kayu
menghasilkan tanin yang bisa digunakan sebagai zat pewarna
o
Benih
yang difermentasi menjadi bahan dasar pembuatan bir lokal.
o
Kulit
baobab yang direbus selama beberapa hari bisa menghasilkan racun yang digunakan
untuk mengatasi hama semut
o
Daun
menghasilkan hyposensitive dan antihistamin yang dapat digunakan untuk
mengobati penyakit ginjal dan kandung kemih, asma, kelelahan, diare, gigitan
serangga, dan cacingan.
5. Bombax malabaricum DC ( Randu hutan)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Bombax
Spesies : Bombax malabaricum DC
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Bombax
Spesies : Bombax malabaricum DC
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image051.jpg)
Gambar
pohon Randu Hutan di Sengkaling Malang Jawa Timur
Ciri-ciri
tanaman :
Pohon tinggi, 25-70 m. Daun majemuk menjari,
bergantian dan berkerumun di ujung dahan, lima hingga sembilan anak daun,
lonjong, ujung meruncing, dasar segitiga sungsang. Bunga menggantung majemuk,
bergerombol pada ranting, hermaprodit, keputih-putihan, besar. Kelopak
berbentuk lonceng, dengan lima sampai 10 tonjolan pendek, dengan lima tonjolan,
putih sampai merah muda, tertutup bulu sutra, benang sari lima, bersatu dalam
tiang dasar, putik dengan bakal buah menumpang, dekat ujung panjang dan
melengkung, kepala putik membesar. Buah keras, elips, berkotak lima, berisi
kapuk abu-abu, terdapat 120-175 butir benih.
Manfaat :
Kapuk tergolong
jenis kayu dengan grade rendah, dipakai untuk bahan packing, korek api (India),
kotak korek api, core-veneer plywood (Papua Nugini), bahan bangunan sementara,
alat musik, moulding, alat-alat rumah tangga, pelampung, mebel sederhana, bahan
penyekat dan kano. Buah kapuk dipakai untuk bahan bantal dll, ditanam untuk
tanaman hias, ditanam sekitar candi (Vietnam). Di Jawa tumbuh di kuburan
dianggap sakral. Getah yang keluar dari kulit batang dan akar dipakai untuk
obat diare, disentri dan demam. Serat kayu untuk bahan pulp, minyak dari biji
untuk sabun, bunganya direbus dan bisa dimakan. Daun dan tunas untuk pakan
ternak.
2.5 FAMILI
APOCYNACEAE
Ciri-ciri umum :
Pohon
bergetah putih, daun tunggal, berhadapan atau berkarang, bentuk daun oblan
ceolata, bunga biseksual, beraturan, tunggal atau majemuk, daun mahkota
(corolla) membentuk tabung tai corong, buah bervariasi, bumbung, buah batu atau
kotak, umunya berpasangan.
Contoh-contoh
dari jenis ini antara lain:
· Alstonia
scholaris (pulai)
· Dyera
costulata (jelutung)
· Cerbera
manghas (bintaro)
· Phaneria
acuminata (kemboja)
· Allamanda
cathartica (alamanda)
Pohon,
perdu atau semak, sering memanjat, sering bergetah. Daun tunggal, seluruhnya
berhadapan, tanpa daun penumpu, bertepi rata. Bunga dalam
anak payung, malai rata, jarang berdiri sendiri, beraturan, berkelamin 2, kebanyakan
berbilangan 5. Kelopak kebanyakan berbagi 5, mahkota berdaun lekat, dengan
letak yang terputar. Benang sari tertancap pada tabung mahkota berseling dengan
lekukan. Kepala sari beruang 2, tonjolan dasar bunga tidak ada, sering terdiri
dari sisik. Bakal buah kebanyakan 2, terpisah, tetapi dihubungkan dengan
tangkai putik, beruang 1, jarang berlekatan sampai satu bakal buah. Tangkai
putik 1, kepala putik bergigi 2. Buah batu atau buah bumbung 1 atau 2,
kadang-kadang buah kotak yang berkatup 2 (Steenis, 1978). Genus: Aganosma,
Allamanda, Alstonia, Alyxia, Ancornia, Anodendron, Beaumonti, Carissa,
Catharanthus, Cerbera, Chilocarpus, Chonemorpha, Dyera, Funtumia, Hollarrhena,
Hunteria, Ichnocarpus, Kibatalia, Kopsia, Landolphia, Lepiniopsis, Leuconotis,
Mandevilla, Melodinus, Neissosperma, Ochrosia, Odontadenia, Parameria,
Parsonsia, Plumeria, Prestonia, Rauvolfia, Stemmadenia, Strophanthus,
Tabernaemontana, Thevetia, Trachelospermum, Vallaris, Voacanga, Wallida,
Willugbheia, Wrightia.
Genus:
Allamanda
Genus yang berasal dari Amerika, terdiri dari kira-kira selusin spesies
tanaman merambat, beberapa ditanam pada iklim yang hangat dengan bunga bentuk
terompet warna-warni, kebanyakan warna kuning. Daun mengkilap, 3-6 batang,
memiliki getah seperti susu jika dipotong. Sebagai tanaman hias paling populer
di daerah beriklim panas, ideal untuk pagar atau dirambatkan pada dinding
(Periplus, 1999). Allamanda cathartica Tanaman asli dari daerah tropis di
Amerika Selatan, memiliki nama common allamanda, golden trumpet, dan lame areuy
(Sunda)
Sifat Fisik
Perdu memanjat, berkayu, mengandung getah, batangnya dapat mencapai
panjang 3-6 m, berdiameter kecil. Daun tanaman berbentuk lanset atau seperti
mata lembing 10 panjangnya 10-15 cm, ujung meruncing. Susunan daun berkarang
dengan jumlah 4 daun. Terkadang daunnya agak terpilin. Bunga berbentuk
terompet, tersusun dalam tandan dengan jumlah kuntum 8-10 kuntum, umumnya
mempunyai bunga berwarna kuning, namun sekarang telah banyak dijumpai berbunga
merah, merah muda, dan variegate (Heerdjan dan Fajar, 2005). Bunga yang
berwarna kuning cerah berkelopak lima helai dengan mahkota bunga mirip gelas
anggur yang berkaki. Sewaktu masih kuncup, bunga berwarna kecoklatan muncul
bergerombol di ujung-ujung batangnya (Emir dkk, 2006). Benang sari tertancap
dalam leher, tangkai benang sari sangat pendek. Tonjolan dasar bunga berbentuk
cincin, berlekuk 5. Bakal buah rata, beruang 1, papan biji 2, melekat di
dinding. Bakal biji banyak, kepala sari tebal, cylindris, di sebelah bawah
dengan selaput yang mengarah ke bawah, pada ujung bertaju 2 pendek, runcing.
Buah kotak berkatup 2, berbentuk telur, pipih, berduri tempel, panjang 3,5 cm.
Biji pipih lebar, serupa selaput (Steenis, 1978
Sifat Ekologis
Tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-850 m dpl. Cahaya
matahari tidak menjadi faktor penghambat karena tanaman ini dapat tumbuh di
lokasi yang terkena sinar matahari langsung maupun di tempat yang agak teduh.
Hanya saja, tanaman ini akan rajin berbunga bila tumbuh di tempat yang banyak terkena
sinar matahari langsung. Tanaman ini lebih menyukai tanah sedikit basa. Tanaman
harus dihindari dari kekeringan dan cahaya berlebihan karena akan menarik kutu
putih, serangga pengisap, dan laba-laba merah yang mengganggu pertumbuhan
tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk dan merangsang pertumbuhan
cabang, tunas atau bakal buah. Perbanyakan tanaman dilakukan melalui stek dan
biji (Heerdjan dan Fajar, 2005).
2.6 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY
APOCYNACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1. Plumeria acuminata
(Kamboja)
--
Klasifikasi --
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida Sub
Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
Spesies
: P.lacuminata
Ciri – ciri Tanaman
o Kamboja
termasuk pohon kecil, dan, termasuk Mesofanerofit (tumbuhan di udara).
o
Deskripsi
tanamam : Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5 sampai 6 m,
bengkok dan mengandung getah. –
o Tumbuhan
asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman.
o
Tumbuh
di daerah dataran rendah 1 sampai 700 m di atas permukaan laut.
o
Rantingnya
besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai daun panjang, daun
memanjang berbentuk lanset (lanccolatus), panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5
cm.
o
Ujung
daun meruncing (acuminatus), pangkal daun menyempit , tepi daun rata (integer),
tulang daun menyiri, permukaan daun kasap (scaber), warna daun hijau muda
sampai hijau tua tidak berbulu.
o Termasuk
bangun daun tidak lengkap. Bunga dalam malai rata berkumpul di ujung ranting,
kelopak kecil ,sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam
berembut, sisi luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning , putih, atau
merah, berbau harum.
o Tangkai
putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah satu atau dua, saling berjauhan,
berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm.
o Batang
( caulis ) : Batang kamboja berkayu dengan warna putih kekuning-kuningan dibungkus
kulit yang tebal.
o
System
akar: Tunggang atau dikotil.
Kamboja mempunyai rumus daun 3/8.
Kamboja mempunyai rumus daun 3/8.
2.Allamanda
cathartica
(Alamanda)
-- Klasifikasi –
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Super
Divis : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo
: Gentianales
Famili
: Apocynacea
Spesies
: A. cathartica L
Ciri – ciri Tanaman
o Tanaman
ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua
akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna
hijau
o Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung
dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm.
o
Bunga
alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter
5-7.5 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang harum
3.Nerium
oleander (Nerium)
--
Klasifikasi --
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
:Tracheobionta
SuperDivisi
:Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub
Kelas :
Asteridae
Ordo
: Gentianales
Spesies
: Nerium oleander
Ciri – ciri Tanaman
o Tumbuhan
ini adalah bentuk hidup berupa perdu
o
Daun
tunggal yang keras dengan lebar kurang lebih 2 cm dan letakknya dalam lingkaran
(pusaran tiga).
o Tidak
memiliki stipula
o
Bunga
keluar dalam perbungaan rasemosa.
o
Bunga
berkembang dalam seikat ujung cebang masing-masing memgelilingi satu mahkota
pusat. sepal bersatu membentuk tabung, sepal sewaktu kuncup terputar, dan letak
petal imbrikatus.
o
Jumlah
stamen sama dengan jumlah petal, dan letaknya berselangan dengan petal.
o
Ovarium
superus.
o
Buah
berbentu folikel yang memecah (dehisen) saat matang untuk mengeluarkan biji
4. Catharanthus
roseus (tapak dara)
![http://tapakdarayakasa.com/wp-content/uploads/2014/10/tapak-dara-flower.png](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image059.jpg)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Spesies : Catharanthus roseus
Cirri-ciri tanaman :
Tapakdara (Catharanthus roseus)
banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara
sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak
tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya
merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan
beriklim tropis. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah, umumnya ditanam
sebagai tanaman hias. Tapak dara bisa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung
pada bermacam-macam iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800
m dpl.Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi mencapai 120 cm, banyak
bercabang. Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah
tengguli. Daun tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang.
Helai daun elips, ujung runcng, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan
menyirip, kedua permukaan daun mengkilap dan berambut halus. Perbungaan
majemuk, keluar dari ujung tangkai dan ketiak daun dengan 5 helai mahkota bunga
berbentuk terompet, warnanya ada yang putih, merah muda atau putih dengan
bercak merah di tengahnya. Buahnya buah bumbung berbulu, menggantung, berisi
banyak biji berwarna hitam. Perbanyakan
dengan biji, setek batang atau akar.
6.
Thevetia peruviana
(bunga terompet)
![http://www.seedshelf.com/images/yhst-13621674513170_2016_2678457.jpg](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image061.jpg)
Klasifikasi
:
Kingdom : plantae
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Thevetia
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Thevetia
Spesies : Thevetia peruviana
Cirri-ciri tanaman :
Habitus
: Tropis ; Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah
kering di dataran rendah sampai 900 dpl
Batang : Tegak, tinggi 2 – 4 bergetah, ranting bulat
Percabangan : Banyak
DAUN
Jenis daun : Daun tunggal
Filotaksis : Folia sparsa ( ½ )
Bentuk & ukuran : Berbentuk garis lanset ; menjari & ukuran panjang 4- 12 cm, lebar 5-14 cm
Margo folii : Rata
Percabangan : Banyak
DAUN
Jenis daun : Daun tunggal
Filotaksis : Folia sparsa ( ½ )
Bentuk & ukuran : Berbentuk garis lanset ; menjari & ukuran panjang 4- 12 cm, lebar 5-14 cm
Margo folii : Rata
Basis
folii
: Runcing ( Acutus )
Apex folii : Meruncing ( Acuminatus )
Permukaan daun
a. Warna Atas : Hijau tua mengkilat Bawah : Hijau muda
b. Tekstur Atas : Garis lanset, serupa kulit gundul Bawah : Gundul
Nervatio : Penninervis
Catatan tambahan : Kandungan kimia = Thevetiana ( alkaloid gigitalis ) ; nerifolin ; perufosida ; rufosida ; minyak lemak
Apex folii : Meruncing ( Acuminatus )
Permukaan daun
a. Warna Atas : Hijau tua mengkilat Bawah : Hijau muda
b. Tekstur Atas : Garis lanset, serupa kulit gundul Bawah : Gundul
Nervatio : Penninervis
Catatan tambahan : Kandungan kimia = Thevetiana ( alkaloid gigitalis ) ; nerifolin ; perufosida ; rufosida ; minyak lemak
BUNGA
1. Bentuk bunga : Majemuk ; bentuk malai ; mahkota bentuk ginjal
2. Jumlah & warna sepal : 5 ( Kuning kemerahan )
3. Jumlah & warna petal : 5 ( Kuning kemerahan ), gabung
4. Jumlah stamen : Sebanyak petal ( Epipetalus )
5. Kedudukan ovarium : Superior
6. Infloresensi : Simosa + Braktea + Brakteola
7. Rumus bunga : Ca5, [ Co(5), A5 ], G2
BUAH
1. Tipe buah : Drupa ( biji + rambut pada ujungnya )
2. Bentuk dan ukuran : Buah kotak, beruang 2-4, diameter ± 7,5 mm
3. Warna : Coklat kehitaman / hijau kekuningan
1. Bentuk bunga : Majemuk ; bentuk malai ; mahkota bentuk ginjal
2. Jumlah & warna sepal : 5 ( Kuning kemerahan )
3. Jumlah & warna petal : 5 ( Kuning kemerahan ), gabung
4. Jumlah stamen : Sebanyak petal ( Epipetalus )
5. Kedudukan ovarium : Superior
6. Infloresensi : Simosa + Braktea + Brakteola
7. Rumus bunga : Ca5, [ Co(5), A5 ], G2
BUAH
1. Tipe buah : Drupa ( biji + rambut pada ujungnya )
2. Bentuk dan ukuran : Buah kotak, beruang 2-4, diameter ± 7,5 mm
3. Warna : Coklat kehitaman / hijau kekuningan
2.7
FAMILI VERBENACEAE
Cirri-ciri umum :
Familia
Verbenaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba dan perdu dengan
daun tunggal tanpa stipula serta letak daunnya berhadapan , perbungaan majemuk
dengan simetri bunga aktinomorfdan kadang-kadang Zygomorf, kelamin tumbuhan
biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu
persisten , petal bersatu ( tubus,limbus dan faux ), berbibir 2, stamen 2-4,
epipetal, pada Tectona 5 ( 4 dydinamus dan 1 staminodium ), pistil 1, letak
ovarium superum, stylus 1, karpel 2-4 , plasenta aksilaris.
2.8 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY
APOCYNACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1.Tectona Grandis (Jati)
Ciri-ciri umum:
Tanaman jati merupakan tanaman
tropika dan sub tropika yang sejak abad ke-9 telah dikenal sebagai pohon yang
memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Tanaman jati yang tumbuh di
indonesia berasal dari India. Tanaman ini mempunyai nama ilmiah Tectona grandis
Linn.f.
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image063.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image065.jpg)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Species : Tectona Grandis Linn.f
Ciri-ciri Botani :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Species : Tectona Grandis Linn.f
Ciri-ciri Botani :
Menurut Atmosuseno dan Khaerudin
(1996), ciri-ciri botani tanaman jati adalah sebagai berikut :
o
Warna
kayu terasnya cokelat muda, cokelat kelabu sampai cokelat merah tua, atau merah
cokelat. Adapun warna kayu gubalnya putih atau kelabu kekuningan. Daun
berukuran lebar dan sedikit berbulu.
o Pohon dapat mencapai tinggi 45 m
dengan panjang batang bebas cabang antara 15-20 m dan diameter mencapai 50-220
cm. Bentuk batang tidak teratur dan beralur. Batang pohon jati yang sudah masa
tebang apabila dipotong secara melintang akan terlihat beralur-alur artistik
dalam kayunya yang kita kenal dengan istilah lingkaran tahun.
o Umumnya pada
bulan Oktober – juni, pohon jati mulai berbunga. Buah masak pada bulan Juli –
Desember. Biji jati termasuk mempunyai daya kecambah rendah, hanya sekitar 35 –
58%. Jumlah biji kering per Kg sekitar 1.500 butir.
o Ciri-ciri
Jati menurut Hardjodarsono (1976) adalah sebagai berikut :
o Bentuk
pohon besar pada umur 100 tahun dengan tinggi 25-50 meter menurut bonitsit
o Batang
dapat bulat dan lurus apabila tumbuh ditempat yang subur, tapi pada tanah-tanah
yang kurang subur dan tegakan yang kurang rapat serta akibat dari kebakaran dan
pengembalaan mempunyai kecenderungan untuk melengkung. Batang-batang yang besar biasanya
menunjukkan penampang yang tidak rata.
o Tajuk tidak beraturan, berbentuk
bulat telur, terpasang agak rendah di tegakan-tegakan yang kurang rapat.
o
Bentuk
dahan bengkok-bengkok dan berlekuk-lekuk, bercabang banyak dengan
ranting-ranting yang kasar, berpenampang empat persegi dan berbulu
banyak.
o Daun berhadapan, berpucuk lancip dan
bertangkai pendek. Bagian atas hijau kasar, bagian bawah daun hijau
kekuning-kuningan, berbulu halus. Dengan diantaranya rambut-rambut kelenjar
merah mengembung, kalau dirusak daunnya menjadi merah.
o Susunan bunga banyak terminal, bulir-bulir
bercabang tersusun, berbulu halus, panjang 40-70 cm dan lebar 55-80 cm dengan
banyak sekali bunga-bunga kecil, putih, berkelamin dua. Pada musim berbunga
menyebabkan tajuk berwarna keputih-putihan.
o Buahnya
berkulit keras, bulat agak berkeping dengan garis tengah 5-34 mm dengan inti
beruang 3, 4, 6, atau 7 berwarna putih dan sangat keras. Pada dasanya terdapat
4 lubang kecil yaitu ujung alur-alur inti yang menyatu di tengah-tengah inti.
Biasanya buah berbenih satu, jarang berbenih dua dan hampir tidak pernah
berbenih tiga atau empat. Buahnya masak dalam musim kering yang berikutnya dan
jatuh pada musim kemarau atau pada awal musim hujan berikutnya, hasil biasanya
banyak tapi tidak sama tiap tahunnya.
o Pembungaan
biasanya tiap tahun berbunga dengan lebat mulai pada awal musim hujan, dan bila
air cukup dapat berbunga di musim kering (didaerah aliran sungai).
o Susunan akar
di waktu muda bisa dikatakan cepat pertumbuhannya, dalam hal ini jati termasuk
jenis cepat tumbuhnya. Tidak lama akar tunggangnya bercabang-cabang sehingga
akar pokok tidak nyata lagi. Akar-akar yang tumbuh ke samping membuat
cabang-cabang pula yang arahnya tegak lurus ke bawah. Bila keadaan tanahnya
baik (aerasi baik, tanahnya, air tanah dalam) susunan akar dapat mencapai 1,5 –
2 m, kadang-kadang 3 m kedalamnya. Apabila tanah dalam keadaan tidak baik,
susunan akarnya dangkal sekitar 70 – 80 cm.
o Kulit kayu
cokelat kuning keabuan, pecah-pecah menurut alur memanjang, lepas bersisik. Penampang berlapis, cokelat keabuan,
hijau daun dan lentisel-lentisel tidak kelihatan.
2. Lantana camara L(tahi ayam)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image067.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image069.jpg)
Klasifikasi
:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L
Ciri-ciri tanaman :
Lantana camara
linn merupakan tanaman perdu dengan tinggi 05 – 1,5 m. Tanaman ini berasal
dari Amerika tropis dan tumbuh baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh tersebar di daerah tropis
hampir seluruh benua. Dan dapat tumbuh hingga ketinggian 1700 m dpl.
Lantana camara linn merupakan tanaman tahunan dengan ciri ciri: Kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggir daun bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun berhadapan dan tulang daun menyirip.
Lantana camara linn memiliki bunga yang bersifat rasemos dan memiliki warna beraneka ragam, putih, merah muda, jingga, kuning. Dengan demikian tanaman ini memiliki nilai estika yg dapat di gunakan sebagai tanaman hias. Di beberapa negara tanaman ini sudah banyak di hibridakan sebagai tanaman hias.
Lantana camara linn memiliki buah seperti buah buni. Bewarna hijau dan bila telah matang berwarna hitam. Tanaman ini dapat dikembang biakkan melalui biji dan stek.
Lantana camara linn merupakan tanaman tahunan dengan ciri ciri: Kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggir daun bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun berhadapan dan tulang daun menyirip.
Lantana camara linn memiliki bunga yang bersifat rasemos dan memiliki warna beraneka ragam, putih, merah muda, jingga, kuning. Dengan demikian tanaman ini memiliki nilai estika yg dapat di gunakan sebagai tanaman hias. Di beberapa negara tanaman ini sudah banyak di hibridakan sebagai tanaman hias.
Lantana camara linn memiliki buah seperti buah buni. Bewarna hijau dan bila telah matang berwarna hitam. Tanaman ini dapat dikembang biakkan melalui biji dan stek.
Manfaat :
Selain sebagai tanaman hias, Lantana camara linn juga berpotensi sebagai bio insektisida dan obat. Berdasarkan hasil penelitian dari ekstrak daun dan bunga di dapati senyawa senyawa yang berfungsi sebagai insektisidal, fungisidal, nematisidal, dan anti mikrobakterial. Senyawa senyawa itu yakni. Humule (minyak asiri), Lantadene A, Lantadene B, Lantanolic acid, Lantic acid, b-coryophylle, g-terpidene, a-pinene, dan r-cynaene. Senyawa triterpenoid dari tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri staphylococus aureus yang merupakan bakteri patogen pada penyakit saluran pernafasan.
Selain sebagai tanaman hias, Lantana camara linn juga berpotensi sebagai bio insektisida dan obat. Berdasarkan hasil penelitian dari ekstrak daun dan bunga di dapati senyawa senyawa yang berfungsi sebagai insektisidal, fungisidal, nematisidal, dan anti mikrobakterial. Senyawa senyawa itu yakni. Humule (minyak asiri), Lantadene A, Lantadene B, Lantanolic acid, Lantic acid, b-coryophylle, g-terpidene, a-pinene, dan r-cynaene. Senyawa triterpenoid dari tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri staphylococus aureus yang merupakan bakteri patogen pada penyakit saluran pernafasan.
3.Gmelina arborea (jati putih)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image071.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image073.jpg)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Gmelina
Spesies : Gmelina arborea Roxb.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Gmelina
Spesies : Gmelina arborea Roxb.
Ciri-Ciri Tanaman :
Pohon melina dapat mencapai ukuran besar, tidak berbanir, tidak berduri, bercabang banyak hingga membentuk tajuk besar yang rimbun, mencapai tinggi 30 m, diameter 100 cm dengan batang bebas cabang 15 m. Bila sudah tua akan mengelupas berkeping-keping, sehingga bagian bawahnya terlihat cerah. Daun, tunggal, berbentuk jantung; ujung meruncing, tulang daun sekunder menyirip, tulang tersier tangga, pada pangkalnya terdapat sepasang kelenjar. Pada umur 3 tahun, tegakan melina mulai menghasilkan buah sebagai sumber biji untuk bibit tanaman. Melina berbunga pada akhir periode gugur daun dalam musim kemarau dan sekitar 3-4 bulan kemudian buahnya telah masak. Tiap buah berisi rata-rata satu biji, dimana tiap kilogramnya terdapat sekitar 1.300-1.800 buah biji kering. Benih melina memiliki kulit benih yang keras dan memiliki sifat yang berbeda dengan jenis lain, sepertipoly embryoni (Wulandari S. R., 2002).
Pohon melina dapat mencapai ukuran besar, tidak berbanir, tidak berduri, bercabang banyak hingga membentuk tajuk besar yang rimbun, mencapai tinggi 30 m, diameter 100 cm dengan batang bebas cabang 15 m. Bila sudah tua akan mengelupas berkeping-keping, sehingga bagian bawahnya terlihat cerah. Daun, tunggal, berbentuk jantung; ujung meruncing, tulang daun sekunder menyirip, tulang tersier tangga, pada pangkalnya terdapat sepasang kelenjar. Pada umur 3 tahun, tegakan melina mulai menghasilkan buah sebagai sumber biji untuk bibit tanaman. Melina berbunga pada akhir periode gugur daun dalam musim kemarau dan sekitar 3-4 bulan kemudian buahnya telah masak. Tiap buah berisi rata-rata satu biji, dimana tiap kilogramnya terdapat sekitar 1.300-1.800 buah biji kering. Benih melina memiliki kulit benih yang keras dan memiliki sifat yang berbeda dengan jenis lain, sepertipoly embryoni (Wulandari S. R., 2002).
Ekologi dan Persebaran :
secara alami melina dijumpai pada hutan hujan di India, Bangladesh, Srilangka, Burma, dan hampir diseluruh Asia Tenggara, Cina bagian selatan, Malaysia, Philipina serta beberapa daerah kering di India bagian tengah. Melina merupakan tumbuhan eksotik yang dikembangkan untuk tanaman industri. Pohon melina dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 90-900 m dpl. Pada keadaan khusus seperti di darah lembah Srilangka, dapat tumbuh hingga ketinggian 1.500 m dpl.
secara alami melina dijumpai pada hutan hujan di India, Bangladesh, Srilangka, Burma, dan hampir diseluruh Asia Tenggara, Cina bagian selatan, Malaysia, Philipina serta beberapa daerah kering di India bagian tengah. Melina merupakan tumbuhan eksotik yang dikembangkan untuk tanaman industri. Pohon melina dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 90-900 m dpl. Pada keadaan khusus seperti di darah lembah Srilangka, dapat tumbuh hingga ketinggian 1.500 m dpl.
Manfaat :
Pohon melina sangat dimungkinkan untuk dikembangkan, terutama untuk tanaman industri. Kayunya berprospek baik sebagai bahan pulp, venier, kayu lapis, papan partikel, dan bahan bangunan, serta moulding. Kayunya cukup baik bila digunakan untuk bahan konstruksi ringan seperti bingkai jendela, mebel dan bahan kerajinan. Berat jenisnya berkisar antara 0,40-0,57, keawetan sedang, mudah digergaji, mudah dikeringkan, dan kayunya termasuk ringan, bertekstur halus, kekerasannya menengah dan arah seratnya terpadu. Tidak ada perbedaan warna antara kayu teras dan gubal.
Pohon melina sangat dimungkinkan untuk dikembangkan, terutama untuk tanaman industri. Kayunya berprospek baik sebagai bahan pulp, venier, kayu lapis, papan partikel, dan bahan bangunan, serta moulding. Kayunya cukup baik bila digunakan untuk bahan konstruksi ringan seperti bingkai jendela, mebel dan bahan kerajinan. Berat jenisnya berkisar antara 0,40-0,57, keawetan sedang, mudah digergaji, mudah dikeringkan, dan kayunya termasuk ringan, bertekstur halus, kekerasannya menengah dan arah seratnya terpadu. Tidak ada perbedaan warna antara kayu teras dan gubal.
4. Vitex trifolia L
(Legundi)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex
Spesies : Vitex trifolia L.
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex
Spesies : Vitex trifolia L.
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image075.jpg)
Ciri-ciri
tanaman :
Legundi (Vitex trifolia L.)
merupakan pohon semak atau pohon kecil, tingginya 1-4 meter, daun legundi sudah
lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, salah satu kegunaan
daun legundi adalah untuk penyakit TBC.
Batang
Batangnya ditutupi oleh rambut-rambut lembut, batang pokok jelas, kulit batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang.
Batangnya ditutupi oleh rambut-rambut lembut, batang pokok jelas, kulit batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang.
Daun
Legundi memiliki daun majemuk dengan 1-3 anak daun, Daunnya tersusun beraturan sepanjang batang, Panjang tangkai daun sekitar 5mm. daun legundi berbentuk bundar telur, elips, bundar telur terbalik, atau lonjong, pada bagian bawah daun berbulu rapat dengan warna putih atau kelabu.
Legundi memiliki daun majemuk dengan 1-3 anak daun, Daunnya tersusun beraturan sepanjang batang, Panjang tangkai daun sekitar 5mm. daun legundi berbentuk bundar telur, elips, bundar telur terbalik, atau lonjong, pada bagian bawah daun berbulu rapat dengan warna putih atau kelabu.
Bunga
Bunganya bertandan dan keluar dari ujung ranting dengan kelopak warna hijau, bergigi 5. Mahkotanya berbentuk tabung berbibir 2 dan bergigi 5, berwana biru-ungu. Benangsari berjumlah 4.
Bunganya bertandan dan keluar dari ujung ranting dengan kelopak warna hijau, bergigi 5. Mahkotanya berbentuk tabung berbibir 2 dan bergigi 5, berwana biru-ungu. Benangsari berjumlah 4.
Bunga legundi berbulu halus, berwarna putih
atau abu-abu, tersusun rapat, berwarna kelabu. Bagian luar berbulu kelabu
kecuali pangkal. Sebagian bibir bunga bagian bawah berwarna biru ungu.
Bunganya tumbuh dalam malai atau kelompok
hingga 18 cm panjangnya. Bunga individu berwarna ungu violet memiliki dua bibir
mahkota selebar 5 mm. Benang sarinya berjumlah dua pasang dan ovarium nampak
menonjol atau tumbuh melebihi mahkota.
Buah dan biji
Buahnya buah batu berbentuk bola, buahnya berdaging sekitar 6 mm dan mengandung 4 biji hitam kecil.
Buahnya buah batu berbentuk bola, buahnya berdaging sekitar 6 mm dan mengandung 4 biji hitam kecil.
Tumbuhan
Legundi sangat indah, baik bentuk maupun warnanya. Bila dipangkas, tumbuhnya
akan lebih baik karena percabangannya semakin rapat dan kekar. Pembanyakan
dilakukan dengan biji atau setek batangnya, jika menggunakan stek batang
seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang tersebut
mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas setelah 4-5 hari terhitung dari
sejak penanaman.
Tanaman
legeundi biasa tumbuh dengan daerah tumbuhnya 1-500 m di atas permukaan laut,
Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat
yang agak kering dan pada daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media
tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang dan lempung.
Manfaat :
o Akar legundi bisa dimanfaatkan untuk pencegah
kehamilan, penyembuhan pasca persalinan.
o Batang legundi untuk menyembuhkan bengkak dan eksim.
o Biji
legundi sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut.
o Buah
legundi sebagai obat cacing dan peluruh haid.
o Daun
legundi digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan
panas, meredakan kejang, batuk, radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air
seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, membersihkan
rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh
serangga. juga untuk obat gatal, alergi, sakit perut, antipiretik, diuretik,
analgesik, obat nyamuk, bahkan bersifat antikanker.
5.
Sungkai (Peronema
canescens)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image077.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image079.jpg)
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Verbeaceae
Genus : Peronema
Spesies : Peronema canescens
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Verbeaceae
Genus : Peronema
Spesies : Peronema canescens
Ciri-ciri tanaman :
Di Indonesia biasa dikenal dengan nama sungkai atau jati
sabrang. Pohon sungkai tersebar di
daerah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Tempat tumbuh utama sungkai di hutan sekunder yang berair
dan kadang-kadang terdapat juga di hutan sekunder yang kering, akan tetapi
tidak dijumpai di hutan primer serta daerah yang periodik tergenang air.
Sungkai umumnya tumbuh baik pada ketinggian 0 – 600 meter dengan tipe iklim A –
C menurut tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson. Penanaman pohon sungkai
memerlukan tanah yang baik sedangkan ditanah margel tidak dianjurkan karena
tanaman akan menjadi layu dan kering.
Bentuk batang sungkai lurus dengan parit kecil, tetapi
kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan hama pucuk, kulit luarnya
berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan
tipis. Kulit luar penampangnya berwarna kuning, coklat atau merah muda.
Rantingnya penuh dengan bulu-bulu. Ciri yang lainnya adalah bunga dalam
kedudukan malai, cabangnya lebar-lebar dan letaknya berpasangan, panjang 20 –
40 cm. Bunga letaknya hampir duduk, kelopak bunga agak tertutup rapat dan
berbulu. Ukurannya 1/2 mm – 2 mm, warnanya hijau pada pangkal.
Manfaat :
Kegunaan kayu sungkai cocok
untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu ipakai juga untuk
tiang rumah dan bangunan jembatan. Garis-garis indah mungkin baik untuk vinir
mewah, kabinet dan sebagainya. Kayunya mempunyai berat jenis 0,62 dan termasuk
kelas kuat II – III serta kelas awet III.
2.9
FAMILI OXALIDACEAE
Ciri-ciri umum :
Merupakan suku
belimbing-belimbingan.Berasal dari kataOxis “yunani”, yang berarti asam.
Habitus berupa
terna, ada pula yang berupa semak, perdu atau bahkan berupa pohon.Semak, perdu atau pohon. Daun
tersebar, majemuk; anak daun tepi rata. Daun penumpu tidak ada. Bunga dalam
ketiak daun yang masih ada atau yang sudah rontok atau pada kayu tua,
beraturan, berkelamin 2. Daun kelopak 5, tetap. Daun mahkota 5, terpuntir waktu
dalam kuncup, rontok. Benang sari 10, lepas atau bersatu pada pangkal,
kadang-kadang sebagian meereduksi menjadi staminodia; kepala sari beruang 2.
Bakal buah menumpang, persegi 5 atau berlekuk 5. Tangkai putik 5, lepas. Buah
kotak atau buah buni.
2.10 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY
OXALIDACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1. Averrhoa bilimbi L (Belimbing wuluh)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo :
Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L
Ciri-ciri tanaman :
Tinggi 5 – 10 m. Tanda bekas daun
betuk ginjal atau jantung. Anak daun bulat telur atau memanjang; meruncing, 2 –
10 X 1 – 3 cm, ke arah ujung poros lebih besar, bawah hijau muda. Malai bunga
menggantung, panjang 5 – 20 cm. Bunga semuanya dengan panjang tangkai putik
yang sama. Kelopak panjang 6 mm. daun mahkota tidak atau hampir bergandengan,
bentuk spatel atau lanset, dengan pangkal yang pucat. 5 benang sari di depan
daun mahkota mereduksi menjadi staminodia. Buah buni persegi membulat tumpul,
kuning hijau, panajng 4 – 6,5 cm.
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image080.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image082.jpg)
Manfaat:
Belimbing wuluh berkhasiat menghilangkan rasa sakit, memperbanyak
pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh kencing. Batang belimbing wuluh
mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format.
Daunnya mengandung tanin, sulfur, asam format, dan perokside, sedangkan buahnya
secara khusus dimanfaatkan untuk obat darah tinggi.
2.
Averrhoa carambola L (belimbing manis)
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledone (biji berkeping
dua)
Ordo : Oxalidales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L. (belimbing
manis)
Ciri-ciri tanaman :
Belimbing
Manis (Averrhoa carambola L.) tumbuh dalam bentuk pohon. Batang jelas
terlihat, berkayu (lignosus), berbentuk silindris, permukaan batang
kasar, batang berwarna coklat tua. Percabangan dikotom, arah tumbuh cabang ada yang condong ke
atas ada yang mendatar.
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image084.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image086.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image088.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image090.jpg)
Daun (folium) Tergolong daun
majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Pada suatu daun majemuk
terdiri atas beberapa bagian yaitu:
a. Ibu tangkai daun (petiolus
communis),
b. Tangkai anak daun (petiololus),
dan
c. Anak daun (foliolum).
Daun majemuk beranak daun 9, bertangkai panjang, warna hijau
muda, bentuk bulat telur, panjang daun 3-8,5 cm, lebar daun 2-4 cm, helaian
daun tipis tegar seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),
ujung meruncing (acuminatus), pangkal membulat, tepi rata, susunan
pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan
atas dan bawah licin mengkilat.
Daun pada Averrhoa carambola, merupakan daun
tidak lengkap karena hanya memiliki ibu tangkai daun, tangkai anak daun dan
anak daun.
Manfaat
:
Buah ini memiliki banyak sari (air), sehingga memungkinkan
untuk dibuat wine buah. Di Myanmar, belimbing digunakan untuk membuat acar teh.
Buah belimbing yang manis selain menyembuhkan batuk, demam, kencing manis dan
kolesterol tinggi, juga cocok untuk meredakan sakit tenggorokan.
3. Oxalis barrelieri L (Calincing)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Oxalis
Spesies : Oxalis barrelieri L.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Oxalis
Spesies : Oxalis barrelieri L.
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image092.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image094.jpg)
Ciri-ciri
tanaman :
Oxallis barrelieri atau
sering disebut Calincing atau blimbing-blimbingan merupakan semak
liar yang kini sudah mulai jarang dijumpai. Di Inggris tanaman ini dikenal
dengan Lavender sorrel atau Barrelier’s woodsorrel. Oxallis barrelieri
berasal dari Hindia barat, Amerika tropis, dan America selatan .
Sekarang tanaman ini juga ditemukan di Afrika, Australia, Indonesia dan daerah
daerah lain. Oxallis
barrelieri umumnya dikenal sebagai gulma liar yang hidup di tepi tepi
jalan atau di tanah yang tak terawat, yang lembab dan teduh.
Habitus:
Oxallis
barrelieri berupa semak tegak berkayu dengan tinggi ± 80
cm, batangnya berbentuk silindris, permukaannya halus, berwarna hijau agak
kecoklatan.
Bunga :
Oxallis
barrelieri
memiliki bunga majemuk dengan
tangkai malai yang panjang ( ±4cm) yang tumbuh di ketiak daun; bunga berbentuk
terompet; kelopak bunga berjumlah 5 helai berwarna hijau. Mahkota bunga
sebanyak 5 helai yang bersatu dibagian dasarnya; mahkota bunga berwarna merah
muda dan bagian dasarnya berwarna kuning;; Putik berjumlah 1buah; kepala sari
berjumlah 5 buah berwarna kuning . Tanaman ini dapat berbunga sepanjang
tahun.
Buah:
berbentuk seperti buah belimbing
tapi agak bulat; bertaju 5 . Buah yang sudah tua akan pecah dan bijinya
akan tersebar keluar. Biji berukuran kecil; berbentuk bulat; berwarna
kuning.
Daun :
berdaun majemuk,
terdiri dari 3 anak daun yang berbentuk bulat telur ( trifolia) dengan panjang ± 2-3cm dan lebar ± 1-2cm, tulang daun
menyirip, tangkai daun panjang , tepi daunnya rata .
Akar : berupa akar
tunggang.
Manfaat :
kandungan zat aktifnya dapat menawarkan racun akibat
makanan. Bisa dimanfaatkan sebagai sayuran, namun kurang diminati, selain itu
juga berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi terlalu banyak .
4. Biophytum petersianum klotzsch
(Rumput kebar)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image096.jpg)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image098.jpg)
Klasifikasi
:
Kingdom
: Plantae
Kelas
: Dicotyledon
Famili : Oxalidaceae
Genus :
Biophytum
Spesies :
Biophytum Petersianum
Klotzsch
Ciri-ciri
tumbuhan :
Tanaman rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch)
termasuk dalam family Oxalidaceae. Tanaman ini dapat di jumpai di wilayah
Kebar Tengah dan Kebar Timur, Manokwari Papua Barat. Rumput kebar sepintas bila
kita perhatikan daunya menyerupai daun saga, mempunyai batang pohon yang kecil
kira-kira sebesar patang sapu lidi. Dari hasil penelitian diketahui dalam
tanaman Rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch), mengandung jenis
metabolit sekunder jenis Flavonoid, Fenolik dan alkaloid,dan senyawa turunan
isoflavon yaitu daidzein. Rumput Kebar (Biophytum petersianum, Klotzsch)
merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh pada ketinggian 500 – 600 m diatas
permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh berasosiasi dengan Paspalum
konyugatum dan Imperata cylindrica dengan permeabilitas tanah sedang (4.01
Cm/jam – 5.17 cm/jam), pH tanah agak masam sampai masam (5.6 – 4.6), disamping
kandungan sulfur tanah 0.04 % sampai 0.2 %. Tumbuh pada iklim basah
dengan curah hujan rata-rata 2383 mm/tahun, suhu 26.680C, kelembaban
82.97 % dan intensitas cahaya matahari 64.87 lux (Imbiri, 1997). Rumput
Kebar banyak dijumpai di daerah Kebar Tengah dan Kebar Timur, dapat ditemukan
berasosiasi dengan Conjugatum dan Imperata Cylindrica.
Manfaat :
Tumbuhan
ini populer di kalangan masyarakat umum sebagai obat penyubur kandungan, secara
ilmiah dikatakan tumbuhan ini lebih banyak digunakan sebagai obat kesuburan
untuk memelihara kemampuan reproduksi dan fertilitas.[3]
Tumbuhan ini juga digunakan secara tradisional di Mali
untuk mengobati luka,
inflamasi,
tukak lambung,
malaria,
dan demam.
5.
Biophytum
sensitivum D C (Ki paying kalapaon)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image099.jpg)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Geraniales
Suku : Oxalidaceae
Marga : Biophytum
Jenis : Biophytum Sensitivum D C.
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Geraniales
Suku : Oxalidaceae
Marga : Biophytum
Jenis : Biophytum Sensitivum D C.
Ciri-ciri tanaman :
Habitus: Herba, tinggi 5-20 cm.
Batang: Bulat, tak bercabang, merati muda.
Daun: Majemuk, menyirip, dalam roset batang, anak daun empat sampai sepuluh pasang, ujung tumpul, bertepi rata, pangkal tumpul, tangkai 5-20 mm, hijau.
Bunga: Majemuk, pada ujung batang, kelopak + 5 mm, bertaju lima, ungu, mahkota ± 5 mm, kuning dengan ujung merah.
Buah: Kotak, bulat, kecil, hijau.
Biji: Kecil, masih muda putih setelah tua coklat.
Akar: Tunggang, coklat.
Batang: Bulat, tak bercabang, merati muda.
Daun: Majemuk, menyirip, dalam roset batang, anak daun empat sampai sepuluh pasang, ujung tumpul, bertepi rata, pangkal tumpul, tangkai 5-20 mm, hijau.
Bunga: Majemuk, pada ujung batang, kelopak + 5 mm, bertaju lima, ungu, mahkota ± 5 mm, kuning dengan ujung merah.
Buah: Kotak, bulat, kecil, hijau.
Biji: Kecil, masih muda putih setelah tua coklat.
Akar: Tunggang, coklat.
Manfaat :
Herba krambilan mengandung saponin, flavonoida dan
taninHerba krambilan berkhasiat sebagai peluruh air seni dan sebagai obat otot
kejang.Untuk obat peluruh air seni dipakai herba krambilan ± 20 gram, dicuci.
direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Ciri-ciri secara
umum untuk family :
1.clusiaceae (suku
manggis-manggisan) :
Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau
kelenjar-kelenjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa
daun penumpu. Semua spesies di daerah ini memiliki lateks atau getah berwarna;
banyak lateks kuning atau oranye. Daun
tunggal, berhadapan, koriaseus, tidak ada stipula. Untuk Clusiaceae lain, ruas
daun dan struktur ranting muda adalah karakter pembeda penting. Daun biasanya
agak berair, dengan urat sekunder erat paralel. Tunas terminal setiap cabang
biasanya sepenuhnya diselimuti dasar tangkai daun terminal. Batang, daun, dan
bunga, memiliki kelenjar menghasilkan minyak esensial, lemak dan resin. Bunga
banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Bunga bisa tunggal maupun majemuk.
Kelopak dan mahkota mempunyai susunan dan letak yang amat berfariasi, daun
kelopak 2->6, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari
banyak, poliadelf (berberkas-berkas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul)
bakal buah menumpang, beruang 1->15 kebanyakan beruang 3->5, bakal biji
banyak, masing-masing dengan dua integument. Buah dengan bentuk dan struktur
yang bemacam-macam. Bila
masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, sering kali bersalut, lembaga
besar. ( contoh tumbuhan yang masuk family clusiaceae : Calophyllum inophyllum (Bintangur, Nyamplung), Calophyllum soulatri ,Garcinia mangostana (Manggis), Garcinia dulcis (Mundu), Garcinia
celebica (Manggis hutan), Cratoxylon
arborescens (Geronggang) )
2.Bombacaceae : Pohon raksasa, daun bersuling,
tunggal atau majemuk menjari, kadang-kadang berbulu halus atau bersisik, bunga
biseks, beraturan, buah kapsul, biji berarillus atau terbungkus bulu wol, lebih
dari 20 marga, serta terdapat di daerah tropika. Tumbuhan berupa pohon, daun tunggal atau majemuk menjari, duduk tersebar
dengan daun penumpu, mempunyai sisik atau rambut bintang. (contoh tumbuhan yang
masuk family bombacaceae : Ceiba pentandra (kapuk), Durio zibenthinus (durian) , Ochroma bicolor
(balsa), Gossampinus malabarica
(kapuk hutan), Adansonia digitata L
(baobab) )
3.Apocynaceae : Pohon bergetah
putih, daun tunggal, berhadapan atau berkarang, bentuk daun oblan ceolata,
bunga biseksual, beraturan, tunggal atau majemuk, daun mahkota (corolla)
membentuk tabung tai corong, buah bervariasi, bumbung, buah batu atau kotak,
umunya berpasangan. (Contoh tumbuhan yang masuk family apocynaceaae : Alstonia scholaris (pulai), Dyera costulata (jelutung), Cerbera manghas (bintaro), Phaneria acuminata (kemboja), Allamanda cathartica (alamanda) )
4.Verbenaceae : Familia
Verbenaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba dan perdu dengan
daun tunggal tanpa stipula serta letak daunnya berhadapan , perbungaan majemuk
dengan simetri bunga aktinomorfdan kadang-kadang Zygomorf, kelamin tumbuhan
biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu
persisten , petal bersatu ( tubus,limbus dan faux ), berbibir 2, stamen 2-4,
epipetal, pada Tectona 5 ( 4 dydinamus dan 1 staminodium ), pistil 1, letak
ovarium superum, stylus 1, karpel 2-4 , plasenta aksilaris. (contoh tumbuhan
yang masuk family verbenaceae : Tectona Grandis (Jati), Lantana camara L(tahi ayam), Gmelina arborea (jati putih),
Vitex trifolia L
(Legundi), Sungkai (Peronema canescens) )
5.Oxalidaceae : Merupakan suku belimbing-belimbingan.Berasal dari kataOxis “yunani”,
yang berarti asam.Habitus berupa terna, ada pula yang berupa semak, perdu atau
bahkan berupa pohon.Semak,
perdu atau pohon. Daun tersebar, majemuk; anak daun tepi rata. Daun penumpu
tidak ada. Bunga dalam ketiak daun yang masih ada atau yang sudah rontok atau
pada kayu tua, beraturan, berkelamin 2. Daun kelopak 5, tetap. Daun mahkota 5,
terpuntir waktu dalam kuncup, rontok. Benang sari 10, lepas atau bersatu pada
pangkal, kadang-kadang sebagian meereduksi menjadi staminodia; kepala sari
beruang 2. Bakal buah menumpang, persegi 5 atau berlekuk 5. Tangkai putik 5,
lepas. Buah kotak atau buah buni. (contoh tumbuhan yang masuk family
oxalidaceae : Averrhoa bilimbi L (Belimbing wuluh), Averrhoa carambola L (belimbing
manis), Oxalis
barrelieri L
(Calincing), Biophytum
petersianum klotzsch (Rumput kebar, Biophytum sensitivum D C
(Ki paying kalapaon))
3.2
Saran
Kepada pembaca kami harapkan dapat
menyempurnakan makalah ini,karna makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahannya
ü Dengan
adanya makalah ini, kami harapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
taksonomi tumbuhan.
ü
Makalah
ini dapat jadi referensi mata kuliah dendrologi
ü
Dapat
meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam menyiapkan suatu
materi diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ulysitompul.blogspot.com/2011/11/apocynaceae.html
http://floranegeriku.blogspot.com/2012/01/jati-tectona-grandis-linnf.html
http://www.jabonjawa.com/2011/10/balsa-ochroma-lagopus.html
http://alamendah.org/2010/08/05/mundu-garcinia-dulcis-pohon-buah-langka/
http://cuilakorai.blogspot.com/2011/10/clusiaceae.html
http://mujab-education.blogspot.com/2012/07/laporan-hasil-pkl-morfologi-tumbuhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar