Kamis, 07 April 2016

Ciri-Ciri Lapangan Dari Famili ( Clusiaceae, Bombacaceae,Oxalidaceae,Verbenaceae,Apocynaceae) Beserta Jenis-Jenisnya



MAKALAH DENDROLOGI
Judul Makalah : Ciri-Ciri Lapangan Dari Famili ( Clusiaceae, Bombacaceae,Oxalidaceae,Verbenaceae,Apocynaceae) Beserta Jenis-Jenisnya
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konservasi Sumber Daya Alam Hayati



 Oleh :

RIZKI NUR APRILLIANI
(K.13.11.0013)



 







 
 





















FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
TANJUNGSARI
2015



 
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga maka penulis dapat menyusun makalah. Shalawat beriring salam tidak lupa penulis sampaikan kepada nabi Muhammad S.A.W yang selalu mengajarkan kita untuk senantiasa menuntut ilmu.
Makalah ini berjudul “Ciri-Ciri Lapangan Dari Famili (Clusiaceae, Bombacaceae,Oxalidaceae,Verbenaceae,Apocynaceae) Beserta Jenis-Jenisnya” yang disusun dari berbagai sumber tulisan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dendrologi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu selesainya penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segala pihak. Namun, besar harapan penulis semoga makalah ini berguna bagi penulis dan segala pihak yang membacanya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Sumedang, 3 Juli 2015


Penulis





DAFTAR ISI
                                                                                                                   Hlm
KATA PENGATAR ........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan
1
1.1.   Latar Belakang .......................................................................................................
1
Bab II Pembahasan
2
2.1 Famili Clusiaceae (Suku Manggis-Manggisan).......................................................
2
2.2 Tanaman Yang Masuk Kedalam Famili Clusiaceae Beserta Jenis-Jenisnya...........
2.3 Famili Bombacaceae................................................................................................
2.4 Tanaman Yang Masuk Kedalam Famili Bombacaceae Beserta Jenis-Jenisnya......
2.5 Famili Apocynaceae.................................................................................................
2.6 Tanaman Yang Masuk Kedalam Famili Apocynaceae Beserta Jenis-Jenisnya.......
2.7 Famili Verbenaceae..................................................................................................
2.8 Tanaman Yang Masuk Kedalam Famili Verbenaceae Beserta Jenis-Jenisnya........
2.9 Famili Oxalidaceae...................................................................................................
2.10 Tanaman Yang Masuk Kedalam Famili Oxalidaceae Beserta Jenis-Jenisnya.......
5
18
19
28
30
36
36
45
45
Bab III Penutup
52
4.1. kesimpulan  ............................................................................................................
52
4.2. Saran  ......................................................................................................................
53

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
            Hutan adalah sebuah ekosistem yang dicirikan oleh penutupan pohon-pohon yang cukup rapat dan luas, sering kali terdiri atas tegakan-tegakan yang beraneka ragam sifat, seperti komposisi jenis, struktur, kelas umur, dan proses-prose yang berhubungan; pada umumnya mencakup: padang rumput, sungai, ikan, dan satwa liar. Hutan mencakup pula bentuk khusus, seperti hutan industri, hutan milik non-industri, hutan tanaman, hutan publik, hutan lindung, dan hutan kota (Helms 1998). Adapun yang dimaksud dengan tegakan (stand) adalah sebidang lahan hutan yang homogen dan secara geografis terpusat serta memiliki kombinasi sifat-sifat fisik lahan, tumbuhan, dan fasilitas pengolahan yang relatif sama, serta dengan luas yang melebihi luas minimal yang ditetapkan dalam pengelolaan hutan.
            Berkembangnya Ilmu Tumbuhan di Indonesia karena potensi keanekaragaman flora yang dimiliki melimpah sehingga Ilmu tumbuhan ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat mengikuti arus zaman. Bidang-bidang pengetahuan yang semula bagian dari cabang ilmu tumbuhan,  sekarang telah menjadi ilmu yang dapat berdiri sendiri sehingga ilmunya lebih terperinci dan mendetail tentang bidang yang dibahas dan dikaji.
            Dendrologi merupakan cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri dengan kajian yang lebih mendalam tentang ilmu pohon. Secara harfiah Dendrologi berarti ilmu tentang pohon, yaitu mempelajari sifat-sifat taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunannnya yang penting. Dendrologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hutan yang dapat menjelaskan tentang pohon-pohon yang  jenis dan ragamnya banyak, memberikan gambaran dalam mengenal karakteristik pohon, serta memberikan pemahaman berbagai macam variasi pohon, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan.
Berkait dengan sifatnya yang alami, maka dendrologi tidak sekedar mempelajari hal-hal yang bersifat morfologis tetapi juga mempelajari habitat suatu pohon dan penyebarannya.Oleh sebab itu disusunlah makalah dendrologi ini untuk mempelajari  ciri-ciri atau sifat taksonomi, penyebaran ekologi serta kegunaan beberapa spesies   dari beberapa family tumbuhan.

BAB II
ISI

2.1 FAMILI CLUSIACEAE
(Suku Manggis-Manggisan)

Ciri –Cici Umum :
            Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji. Bersama-sama dengan yumbuhan paku tumbuhan biji telah merupakan tumbuhan kormus sejati. Tubuh jelas dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang dan daun. Selain itu tumbuh-tumbuhan biji memiliki pula bagian-bagian lain yang merupakan metamorphosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam organ tambahan. Golongan tumbuhan biji disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga.
            Pada Spermatophyta tubuh jelas dapat dibedakan dalam akar, batang dan daun. Daun dalam tipe makrofil dan susunan tulang yang beraneka ragam. Akar tubuh dari titik akar. Sporofil terangkai sebagai strobilus atau bunga. Divisi tumbuhan biji secara klasik dibedakan dalam dua anak divisi yaitu: tumbuhan berbiji terbuka(gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae) .Tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan biji terbelah atau dikotiledoneae dengan anak kelas dialypetalae guttiferae atau clusiaceae.
Morfologi
Bangsa Guttiferales
Sebagian besar berupa semak, perdu atau pohon dengan batang berkayu, daun tunggal berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daun-daun mahkota yang bebas, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota, jika lebih berbekas. Putik dengan bakal buah yang menumpang, apokarp atau sinkarp, jika sinkarp hanya beruang satu dengan tembuni pada dindingnya, biasanya beruang lebih dari satu dengan tembuni dipusat dalam sudut-sudut ruangan.biji dengan endosperm yang tidak mengandung zat tepung.
Suku Guttiferae (Clusiaceae)
Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelenjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Semua spesies di daerah ini memiliki lateks atau getah berwarna; banyak lateks kuning atau oranye.  Daun tunggal, berhadapan, koriaseus, tidak ada stipula. Untuk Clusiaceae lain, ruas daun dan struktur ranting muda adalah karakter pembeda penting. Daun biasanya agak berair, dengan urat sekunder erat paralel. Tunas terminal setiap cabang biasanya sepenuhnya diselimuti dasar tangkai daun terminal. Batang, daun, dan bunga, memiliki kelenjar menghasilkan minyak esensial, lemak dan resin. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Bunga bisa tunggal maupun majemuk. Kelopak dan mahkota mempunyai susunan dan letak yang amat berfariasi, daun kelopak 2->6, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak, poliadelf (berberkas-berkas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul) bakal buah menumpang, beruang 1->15 kebanyakan beruang 3->5, bakal biji banyak, masing-masing dengan dua integument. Buah dengan bentuk dan struktur yang bemacam-macam. Bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, sering kali bersalut, lembaga besar.

Contoh jenis:
  1. Calophyllum inophyllum (Bintangur, Nyamplung)
  2. Calophyllum soulatri 
  3. Garcinia mangostana (Manggis)
  4. Garcinia dulcis (Mundu)
  5. Garcinia celebica (Manggis hutan)
  6. Mammea grandifolia
  7. Clusia intermedia
  8. Cratoxylon arborescens (Geronggang)
Berdasarkan Taksonomi
berdasarkan Taksonomi Tumbuhan Gembong tjitrosoepomo
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Dycotiledoneae
Bangsa                        : Guttiferales
                          Clusiales
Suku                : Guttiferaceae
                          Clusiaceae
Marga              : Hypericum
Garnicia
Calophyllum
Pentadesma
Mammea
Mesua
Jenis                : Hypericum perforatum
Garcinia dulcis
Calophyllum inophyllum
 Pentadesma butyraceum
Mamea Americana
Mesua ferrea

Berdasarkan APG III
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Dycotiledoneae
Bangsa                        : Malphigiales
Suku                : Guttiferaceae
Clusiaceae
Marga              : Hypericum
 Garnicia
Calophyllum
 Pentadesma
Mammea
 Mesua
Jenis                : Hypericum perforatum
Garcinia dulcis
 Calophyllum inophyllum
Pentadesma butyraceum
 Mamea Americana

Perbedaan taksonomi pada masa lampau (buku gembong) dan system APG III hanya pada divisi yakni menjadi magnoliophyta, sedangkan bangsanya menjadi malphigiales. Pada APG III clusiaceae masuk kedalam kelompok/clade eudicots, termasuk kedalam keluarga fabids/fabaceae.

Manfaat
            Keluarga Clusaceae mempunyai manfaat ekonomi yang tinggi. Beberapa spesies seperti Mesua ferrea dab Garcinia paucinervis mempunyai kayu yang keras. Beberapa spesies dari Calophylum, Clusia Linnaeus, dan Garcinia  memproduksi getah resin yang bernilai ekonomis. Gamboge adalah hasil produksi dari Garcinia morella Desrousseaux dan spesies lain. Garcinia mangostana dan Mammea americana Linnaeus memproduksi buah-buahan yang biasa dikonsumsi. Spesies lain seperti Calophyllum inophyllum dan Garcinia indica Choisy memiliki biji yang dapat diambil minyaknya. Hypericum sangat penting dalam dunia pengobatan dan horticultural. Beberapa spesies lain dapat bermanfaat sebagai obat-obatan, pewarna, damar dan minyak esensial yang digunakan dalam kosmetik, serta buah-buahan yang dapat dimakan.

2.2 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY CLUSIACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1.Garcinia mangostana (Manggis)
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja buah".
            Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat). Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.

Klasifikasi Manggis (Garcinia mangostana)
Regnum           : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Anak divisiO   : Angiospermae
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Malpighiales
Familia            : Clusiaceae
Genus              : Garcinia
Spesies            : Garcinia mangostana L.
Garcinia mangostana L.
Gambar Garcinia mangostana


Deskripsi  Morfologi Manggis (Garcinia mangostana)
Berupa pohon dengan tinggi 6-20 m. Daun manggis berbentuk oval memanjang, meruncing pendek , 12-23 X 4,5-10 cm. Di sini hanya dikenal bunga betina, 1-3 pada ujung ranting, bergaris tengah 5-6 cm. Dua daun kelopak yang terluar berwarna hijau kuning, dua yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat dan tumpul. Daun mahkota berbentuk telur terbalik, berdaging tebal, berwarna hijau kuning, tepi berwarna merah atau semua berwarna merah. Staminodia seringkali dalam kelompok. Bakal buah beruang 4-8. kepala putik berjari-jari 4-8.
Buah bentuk bola tertekan garis tengah 3,5-7 cm, berwarna ungu tua, dengan kepala putik duduk, besar dan kelopak tetap. Dinding buah tebal, berdaging, berwarna ungu dengan getah kuning. Biji 1-3, diselimuti oleh selaput biji yang tebal berair, berwarna putih, dapat dimakan.
http://andreasdamanik14.files.wordpress.com/2012/12/pohon_apel.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7wFZ8JXEITdc1cJqBo3ChEbV9Xdx2YytJsWmL8ISOCFlVYWublbJfrSx191wui9hWQoQu4qfBOFhQE_SXGl5dAjfATbmRv99T-YY7ZIyAOzOppF1Wo9ZM41cDzbkFzV1TNeD0HjFxFVM/s400/l_8cef9994fd98f0d6dfcd6ebcaa00926a.jpghttp://caramengobatipenyakit.biz/wp-content/uploads/2012/05/daun_sirsak.jpg
            Tanaman Manggis adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter, Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Fakta di lapangan membuktikan ada keanekaragaman tanaman manggis yang mungkin saja dikarenakan aspek lingkungan mau pun aspek genetik yang disebabkan mutasi alami searah dengan histori tanaman manggis yang sudah berusia beberapa ribu tahun.Buah manggis muda, dimana tak membutuhkan pemupukan untuk tumbuh, pertama kali bakal berwarna hijau pucat atau nyaris putih dibawah kanopi. Waktu buah membesar sepanjang 2 sampai 3 bln. ke depan, warna kulitnya bakal jadi hijau gelap. Pada periode ini, perkembangan ukuran buah bisa bertambah sampai kulitnya memiliki ukuran 6-8 cm (2, 4-3, 1 inchi) dengan diameter luar, bakal terus keras sampai pematangan akhir tiba.
Batang
Batang manggis berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak ke atas. Kulit batang tidak rata dan berwarna kecoklat-coklatan, Tumbuhnya tunggal dan bertangkai pendek
Daun
Daun berbentuk bulat telur / bulat panjang, Struktur helai daun tebal dengan permukaan berwarna hijau, mengkilap
Buah dan Kulit
Buah manggis berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah.
Manfaat tanaman Manggis (Garcinia mangostana)
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang ohon dipakai sebagai ahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.

2. Garcinia dulcis ( Mundu)

            Mundu atau Garcinia dulcis merupakan sejenis pohon buah-buahan yang semakin langka anggota genus Garcinia yang berkerabat dekat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asem kandis (Garcinia parvifolia). Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan sebagian Kalimantan, meskipun tumbuhan ini juga tumbuh di Filipina dan Thailand.
Mundu di Jawa disebut juga rata, baros atau klendeng dalam bahasa Sunda dikenal sebagai jawura atau golodogpanto. Dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan sebutan yang sama, mundu atau moendoe. Di Filipina disebut sebagai biniti atau bagalot, sedangkan di Thailand dikenal sebagai maphut. Dalam bahasa latin (ilmiah), mundu disebut Garcinia dulcis yang bersinonim dengan Garcinia longifolia, dan Xanthochymus javanensis.
Diskripsi dan Persebaran. Tumbuhan mundu (Garcinia dulcis) berupa pohon berbatang pendek dengan tinggi maksimal 13-15 meter dengan tajuk yang mengerucut ke atas. Batangnya mempunyai kulit berwarna coklat dan mempunyai semacam getah berwarna putih yang akan berubah menjadi coklat pucat saat kering. Batang mundu ditumbuhi banyak ranting berbentuk hampir persegi empat yang mudah patah dan berbulu halus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiosTclTkPcrOLxf2FTrXdlBx9Ky8xcBrdiL6aykohXF3g0u6br-uAne2aMCqWaQJHooyh60t8j1jjeHXqAoaUUrSKKc4pwNXCuoOhlgHWnMDR6q-kVPuTImk8_sUZVcf_pwzmj8qI2QvnX/s640/garcinia-dulcis_kombinasi.jpg
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

 Sub Kelas: Dilleniidae

 Ordo: Theales
Famili: Clusiaceae

 Genus: Garcinia

 Spesies: Garcinia dulcis Kurz



            Daun mundu berbentuk bundar telur sampai lonjong jorong, panjang 10 – 30 cm dan lebar 3,5 – 14 cm, hijau pucat bila muda, permukaan atas hijau gelap dan mengkilat, pada bagian bawah dengan tulang tengah yang menonjol dan keras, urat-urat daun banyak dan paralel, panjang tangkai daun sampai 2 cm. Bunga mundu muncul di dekat pangkal daun berwarna kuning keputihan dan berbau harum.
Buah mundu berbentuk bulat dengan ujung atas dan bawah agak meruncing dengan diameter antara 5-8 cm. Buah berwarna hijau muda saat masih mentah dan berubah menjadi kuning cerah (mengkilat) ketika masak. Buah mundu (Garcinia dulcis) memiliki 1-5 biji berukuran 2,5 cm berwarna coklat. Daging buah mundu berwarna kuning dan mengandung banyak air. Rasa buahnya manis agak masam.
Pohon mundu tumbuh di Indonesia (Jawa dan sebagian Kalimantan) dan telah ditanam di negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina. Habitatnya adalah daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl.
Manfaat.
            Buah mundu dapat dimakan langsung dan diolah menjadi selai bahkan sebagai campuran jamu tradisional. Sedangkan kayu dan kulitnya, dahulu sering dipakai sebagai campuran pembuat warna hijau alami.
Yang perlu diperhatikan ketika memakan buah mundu secara langsung adalah getahnya. Buah yang banyak mengandung vitamin C ini memiliki getah yang kuat yang dapat membuat iritasi ringan di bibir bagi yang tidak terbiasa. Karena itu, jika hendak memakannya lebih baik mengupas dan mencucinya terlebih dahulu sehingga getah buah langka ini hilang dulu.
Penasaran dengan buah mundu nan langka ini?. Sobat-sobat yang ada di Jawa Timur mungkin masih bisa menjumpainya di depan Gelora Sepuluh November. Di sana terdapat Taman Mundu dengan sepasang pohon mundu yang ditanam sebagai ikon taman, semoga lestari.
3. Garcinia xanthocymus (Asam Kandis)
http://asraza.com/wp-content/uploads/2014/09/asamkandisctt.jpg http://bibitbunga.com/wp-content/uploads/2014/08/buah-asam-kandis-pohon.jpg
Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Magnoliopsida

Subklas : Dilleniidae

Ordo : Theales

Famili : Clusiaceae (Guttiferae)

Spesies : Garcinia xanthocymus
            Asam kandis (Garcinia xanthochymus) adalah pohon hijau abadi berukuran 15m - 30m yang berasal dari India. Ia masih sekerabat dengan manggis serta asam gelugur.
Tajuknya berbentuk seperti piramid, dengan batang utama tegak dan cabang-cabang tumbuh mendatar, seperti pohon manggis,kulit batang berwarna hitam keabuan, bergetah kuning sampai kuning kecoklatan. Daunnya lanset memanjang, sempit, hijau tua, panjang 12–24 cm. Buahnya agak membulat, meruncing, dengan diameter mencapai 9 cm, berwarna jingga pucat atau kuning pekat. Tetapi varietas yang tumbuh di pulau sumatera terutama sumatera selatan buahnya bulat dengan ujung buah cekung kedalam, dengan warna buah matang kuning kecoklatan, sedikit bergetah berwarna kuning sampai kuning kecoklatan,buah yang masih muda berwarna hijau muda.Buah terdiri atas kulit buah, 4 - 5 biji yang masing - masing di selimuti daging buah.
Tumbuhan ini menyukai naungan dan suasana lembap. Pembungaan biasanya setelah masa kering yang cukup panjang (minimal tiga bulan) dan bisa berbunga dua kali setahun.
Pengolahan buah menjadi asam kandis,menurut pengalaman penulis adalah dengan cara buah yang sudah matang di iris tipis-tipis,lalu di jemur di terik matahari selama beberapa hari,sampai kering.Asam kandis tahan di simpan bertahun - tahun Asan kandis yang baik adalah yang berwarna merah kecoklatan,asam kandis yang sudah berwarna hitam menunjukan proses pengeringan yang tak sempurna, masih lembab tapi sudah di simpan.
Asam kandis dimanfaatkan buahnya. Rasa buah masam, sedangkan kulit buah rasanya asam kelat dan dijadikan bumbu dapur, selai, campuran kari, serta buah segar dibuat acar. Asam kandis banyak dipakai dalam masakan dari Sumatera, seperti pindang ikan dan pindang daging. Varietas asam kandis yang lain adalah kokam, bumbu yang dihasilkan dari tumbuhan sekerabat (G. indica). Pemanfaatan lain adalah sebagai sumber bahan pewarna.

4. Calophyllum inophyllum (nyamplung,bintangur)

Bunga nyamplung (Calophyllum inophyllum)
Bunga nyamplung

(Calophyllum inophyllum)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus:
Calophyllum

L., 1753[1]
Spesies
            Calophyllum (dari bahasa Yunani: kalos yang artinya cantik, dan phullon yang artinya daun) adalah genus dari sekitar 200 spesies tanaman hijau abadi dari suku Clusiaceae. Calophyllum dapat ditemukan di Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Tumbuhan ini disebut bintangur, bentangur[2] atau mentangur di Indonesia; bintangor, entangor atau penaga di Malaysia; bintanghol di Filipina, dan poon di Burma[3] dan India. Menurut IUCN, ada delapan jenis Calophyllum yang mendekati kepunahan di Indonesia; salah satunya, Calophyllum insularum berada dalam status Terancam (Endangered)[4].
Pohon yang tinggi dan besar, agak ramping; jarang berupa pohon kecil atau sedang, kadang-kadang saja berupa perdu atau pohon yang amat besar. Tajuk monopodial, yang segera berubah menjadi simpodial, padat, serupa kubah. Biasanya tanpa banir, namun sesekali ada yang memiliki banir kecil namun kokoh; sesekali pula ada yang memiliki akar tunjang atau akar nafas. Batang umumnya bulat torak. Pepagan biasanya dengan warna kekuningan atau oker, khususnya jika masih muda; kulit luar memecah bentuk perahu; pepagan dalam merah jambu hingga merah, menjadi lebih gelap atau kecokelatan jika kena udara, halus, lunak, menyerat, sering berlapis-lapis, dan sering tebal.
Kuncup di ujung ranting biasanya memanjang dan menonjol; ranting-ranting muda acapkali menyegi-empat. Daun-daun umumnya jelas bertangkai, tanpa daun penumpu; helaian daun sering menjangat, hampir selalu gundul, dengan pertulangan sekunder yang berjumlah banyak, ramping, tersusun rapat, lurus, dan sejajar, biasanya hampir tegak lurus tulang daun utama. Perbungaan di ketiak atau terminal, dalam tandan (raceme) sederhana atau bercabang-cabang, atau jarang-jarang, bentuk payung (umbellate). Bunga berkelamin ganda, biasanya berjumlah banyak, biasanya harum, sering putih; kelopak 4, dalam 2 pasangan berhadapan; mahkota 4, 2 atau tiada; benang sari banyak, dengan tangkai sari ramping, lepas-lepas atau berlekatan di pangkal; putik ramping. Buah batu sering berwarna hijau ketika di pohon, dengan biji tunggal diselubungi tempurung keras yang mengayu.
Calophyllum terdiri dari sekitar 190 spesies; dengan pusat penyebarannya di Kalimantan. Di pulau ini ditemukan sebanyak 65 jenis; sedangkan di Semenanjung Malaya, Sumatera, Papua Nugini, dan Madagaskar berturut-turut ditemukan sekitar 40, 35, 35, dan 20 jenis. Hanya sekitar 8 jenis yang didapati di Amerika Tengah dan Selatan. Tingkat keendemikan tertinggi didapati di Papua Nugini, yaitu 75% dari jenisnya tidak didapati di tempat lain. Sementara beberapa jenisnya diketahui menyebar luas, seperti nyamplung (Calophyllum inophyllum), yang menyebar di hutan-hutan pantai pesisir timur Afrika dan Madagaskar, ke India dan kawasan Malesia, hingga Australia utara dan Polinesia. Sulatri (C. soulattri) juga menyebar luas dari Indocina dan Thailand, seluruh kawasan Malesia, hingga ke Australia utara dan Melanesia.[3]

Ekologi dan habitat

Kelompok pohon ini umumnya merupakan jenis hutan hujan tropika dataran rendah, namun beberapa spesiesnya ditemukan hidup di hutan hujan pegunungan. Kebanyakan didapati hidup di wilayah lembab hutan dipterokarpa yang berdrainase baik, hutan perbukitan, hutan rawa gambut, rawa riparian atau rawa-rawa yang lain; beberapa jenisnya tumbuh pada habitat yang lebih kering atau lebih terbuka.[3]

Namun tidak ada catatan mengenai jenis Calophyllum yang tumbuh di atas tanah kapur[5].

Kegunaan

Bintangur menghasilkan kayu yang baik untuk memenuhi berbagai keperluan. Pepagan dari beberapa jenisnya menghasilkan getah beracun yang dapat digunakan membius ikan atau meracun tikus; sementara air rebusan pepagan dari beberapa jenis yang lain dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Pepagan beberapa jenisnya juga menghasilkan bahan pewarna batik atau tanin. Beberapa jenis buahnya dapat dimakan atau dibuat acar, meskipun rasanya masam; dan dari beberapa jenis bijinya dihasilkan minyak untuk penerangan atau membuat sabun.[3]

5. Garcinia atroviridis (Asam gelugur)
Asam gelugur
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6d/BungaAsamKeping.jpg/220px-BungaAsamKeping.jpg
Pokok asam gelugur berbunga
kingdom:
Divisi:
Kelas:
(tiada peringkat):
Order:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. atroviridis Griff
Garcinia atroviridis

Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff)[1], [2] atau asam keping merupakan sejenis pokok nadir yang dipercayai berasal dari semenanjung Malaysia. Pokok ini telah disebarkan ke negara-negara jiran seperti di Thailand, Indonesia, Filipina dan juga India. Maklumat berkaitan keluasan tanaman asam gelugor tidak ada yang dicatitkan oleh Jabatan Pertanian Malaysia kerana kebanyakannya di tanam atau tumbuh di kebun secara bercampur dengan tanaman buah-buahan lain. Antara negeri-negeri semenanjung yang didapati mempunyai banyak jumlah pokok ini ialah seperti di Perak, Kelantan, Terengganu, Negeri Sembilan, Pahang dan Kedah. Terdapat juga pokok asam gelugor di kawasan hutan dan buahnya dikutip secara berkala oleh penduduk kampung berhampiran. Rasa daun dan bunga dalah lemak-lemak, sedikit manis, sedikit kemasaman dan kelat. Manakala buahnya pula rasa masam jika dimakan. Buah dan pucuknya bersifat sejuk.

Ciri botani

Pokok asam gelugor merupakan sejenis pokok saka berbuah yang mempunyai akar tunjang dan mampu mencapai ketinggian sehingga 10-15 meter. Batangnya dari kayu keras berwarna kelabu. Daun tunggal, besar, bujur memanjang, berwarna hijau gelap dengan permukaan atasnya berkilat, pucuk muda berwarna kemerahan bertukar hijau tua apabila matang. Bunganya mempunyai kelopak dan berwarna merah kekuningan yang keluar dari celah ketiak daun. Buah asam gelugor berwarna hijau cerah ketika muda dan akan jingga kekuningan apabila matang. Buahnya mempunyai biji keras dan mempunyai rasa yang sangat masam. Bentuk buah asam gelugor berbeza-beza mengikut varieti iaitu ada yang bulat, oval dan bentuk oblong serta mempunyai ketak. Berat buah antara 100-700 gram sebiji dan mempunyai garispusat antara 6-11 cm. Buahnya mempunyai 12-16 ketak.

Khasiat

Buah asam gelugur mengadungi asid sitrik, asid tartarik, asid malik, asid askorbik, asid hidroksisitrik, flavonoid, serat, vitamin dan mineral. Asid askorbiknya berperanan sebagai antibakeria. Daunnya pula mengandungi serat, karbohidrat, alkoloid, vitamin dan mineral.
Dengan memakan daun, bunga atau buah asam gelugur dapat menurunkan darah tinggi, merawat kencing manis, berat badan berlebihan, tidak selera makan dan sakit jantung.[perlu rujukan] Buah, bunga dan pucukmya boleh bertindak sebagai antioksidan dan awet muda.

Penanaman

Penanaman asam gelugor untuk menghasilkan asam keping perlu dibanyakkan lagi dengan penanaman secara komersil. Penanaman boleh menggunakan bijibenih dari buah yang cukup matang dan disemai dalam nurseri. Benih yang mempunyai ketinggian lebih sekaki ditanam dengan jarak 6m x 6m. Spesis yang ada di Malaysia adalah spesis tempatan yang akan menghasilkan buah selepas 6-7 tahun ditanam.
Kebanyakan pokok yang ada di keliling rumah adalah bercampur dengan buah-buahan lain di ladang dan menerima baja serta amalan agronomi yang diberi adalah sama untuk pokok buah-buahan. Kebanyakan pokok sedia ada dianggap sebagai tanaman organik kerana boleh dikatakan jarang menggunakan bahan kimia. Pembajaan menggunakan baja NPK 12:12:17:2 dengan kadar 30-50 gram boleh dijalankan sebanyak 3 kali setahun. Perosak dan penyakit tanaman ini masih belum di buat kajian secara saintifik. Kesan kemarau dan hujan yang berlebihan kadang-kala menyebabkan kejadian buah gugur.

Penuaian

Buah asam gelugur yang matang dituai dengan menggunakan galah buluh atau aluminium yang mempunyai pisau dan kantung. Ada juga yang memanjat pokok untuk kerja-kerja penuaian. Buah yang dikutip dikumpul dan dibersihkan untuk proses pengeringan. Untuk dijadikan asam keping, buah asam gelugor di hiris halus antara 3-8 mm ketebalan dengan pisau tajam. Hirisan akan disusun untuk dikeringkan menggunakan cahaya matahari atau alatan mesin pengering. Jika potongan asam keping dijemur, ia memerlukan antara 7-12 hari sebelum cukup kering untuk dijual. Di Gemenceh, Negeri Sembilan didapati asam gelugur segar (juga digelar asam keping) dijual dengan harga RM 4.00 - RM 5.00 setiap 100 gram.

Kegunaan asam gelugur

Buah asam gelugur yang telah siap diproses sering dijadikan bahan perisa dalam masakan melayu serta dijadikan bahan untuk menghilangkan rasa atau bau hanyir yang terdapat pada ikan atau daging. Asam gelugur ini mempunyai rasa yang sangat masam.Asam gelugor kering digelar asam keping digunakan kebanyakannya untuk bahan masakan sebagai penambah rasa kemasaman dalam masakan. Antara masakan popular perlukan asam keping seperti masakan asam pedas, masak lemak cili api, masak singgang dan segala jenis masakan lain. Asam keping ini mengandungi bahan asid hidrositrik boleh menggantikan asam jawa. Pada masa ini ada yang menggunakan asam gelugur untuk jus minuman dan membantu mengurangkan kolesterol dalam badan serta berfungsi sebagai antioksidan yang baik.[perlu rujukan]Pucuk muda yang mentah atau dicelur dibuat makanan bersama dengan budu, cencaluk, sambal belacan atau lain-lain pencecah ketika makan nasi. Buah muda asam gelugur boleh dibuat campuran dalam sambal belacan. Pucuk mudanya boleh dijadikan ramuan dalam nasi ulam dan nasi kerabu. Daun muda dan bunganya juga boleh dimasukkan ke dalam masakan asam pedas dan masak lemak cili api.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Tree_of_Garcinia_atroviridis.JPG/80px-Tree_of_Garcinia_atroviridis.JPGhttps://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/Garcinia_atroviridis..JPG/120px-Garcinia_atroviridis..JPGhttps://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/95/Flower_of_Garcinia_atroviridis.JPG/80px-Flower_of_Garcinia_atroviridis.JPGhttps://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/11/Young_fruit_of_asam_gelugor_%28Garcinia_atroviridis%29.JPG/80px-Young_fruit_of_asam_gelugor_%28Garcinia_atroviridis%29.JPGhttps://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/15/Fruits_of_Garcinia_atroviridis_%28Asam_gelugor%29.JPG/120px-Fruits_of_Garcinia_atroviridis_%28Asam_gelugor%29.JPGhttps://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7c/AsamKeping.jpg/120px-AsamKeping.jpgGamabar asam geliugur

2.3 FAMILI BOMBACACEAE

Ciri-ciri umum:
      Pohon raksasa, daun bersuling, tunggal atau majemuk menjari, kadang-kadang berbulu halus atau bersisik, bunga biseks, beraturan, buah kapsul, biji berarillus atau terbungkus bulu wol, lebih dari 20 marga, serta terdapat di daerah tropika. Tumbuhan berupa pohon, daun tunggal atau majemuk menjari, duduk tersebar dengan daun penumpu, mempunyai sisik atau rambut bintang
o  Bunga kadang-kadang besar dengan warna yang menarik, banci, aktinomorf.
o  Daun kelopak 4-5 biasanya berlekatan, dalam kuncup tersusun seperti katup
o  Daun mahkota 5 tersusun seperti genting, dan dalam kuncup seperti terpilin ke satu arah
o  Benang sari sama dengan jumlah daun mahkota (kebanyakan lebih) dan duduk berhadapan dengan daun mahkota. Bila jumlahnya banyak seringkali berlekatan membentuk buluh atau tersusun dalam berkas-berkas
o  Kepala sari beruang 1-2 atau lebih, serbuk sari dengan permukaan licin
o  Bakal buah menumpang sampai setengah tenggelam, beruang 2-5, tiap ruang berisi 2 – banyak bakal biji.
o  Buah kandaga, sering pecah dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya sering berambut. Bijidengan atau tanpa endosperm, sering bersalut.

Klasifikasi:
Kingdom:
Subkingdom:

Super Divisi:

Divisi:

Class:

Sub Class:

Order:
Family:
Plantae
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)

Dilleniidae

Malvales
Bombacaceae


Contoh jenis dan family ini adalah:
·         Ceiba pentandra (kapuk)
·         Durio zibenthinus (durian)
·         Ochroma bicolor (balsa)
·         Gossampinus malabarica (kapuk hutan)
Manfaat yang didapatkan dari family ini antara lain:
·         Kayu
·         Buah
·         Serat kapuk
·         Madu

2.4 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY BOMBACACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :

1.   Durio zibentinus murr ( durian )

            Ciri khas dari tanaman ini adalah memiliki kulit buah yang keras dan berlekuk-lekuk tajam menyerupai duri. Secara umum ciri-ciri dari pohon buah ini adalah: tinggi mencapai 30 m dengan garis tengah batang 50cm, memiliki akar bangir yang rendah, kulit batang awalnya halus tapi lama-kelamaan menjadi beralur membujur. Memiliki daun yang lonjong dan bundar, dengan panjang daun sekitar 2-24 cm dan lebar 3, 5 hingga 8, 5 cm.
            Pohon dan buah durian ini tumbuh di hutan-hutan dataran rendah dan di hutan-hutan campuran pamah atau hutan yang memiliki tanah yang rata pada ketinggian 500 mdpl dan umumya tumbuh pada jenis tanah liat. Umumnya pohon durian tumbuh di Kalimantan karena jenis tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan endemik. Di Kalimantan itu sendiri buah ini telah dibudidayakan.
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Famili              : Bombacaceae 
Genus              : Durio
Spesies            Durio zibethinus Murr
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOs4Fv8utaRpnQLiBd4t4bkFw7HE_KEYw6IKxFPdH6pA9IH9EOvsfshWgmZIjlgqEr8JDVlRQOEvalD04IF2FZ-7exPc1x5MJJYyWez7y02oNMJPspx4JLcl2Ky7obLnxQasBLLTgi2So/s400/durian1.jpghttp://vee3ana.files.wordpress.com/2011/12/durian1.jpghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/12/Durio_zibeth_071230-2985_sntn.jpg
            Durian tumbuh dalam bentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), berbentuk silindris. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan monopodial. Arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula yang mendatar. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat, mengelupas tak beraturan. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjssdO8FK0QhD7XhYbAUTy1v7aYzN36SvFIcuof2BsLyqIIK6t9V2jlkPRkuRBdVFdjiwMuZH2RSaAkFYEuusIhnOCcL5co1Gpr2UxgzaTZO-kXsoxuF2ril3pcNh2Bg29I2wu3UBPX5-3_/s320/daun+tunggal.jpg
Gambar: Bagian-bagian daun Durio zibbethinus Murr
Daun (folium) Tergolong daun tunggal yang tidak lengkap. Pada suatu daun tidak lengkap terdiri atas beberapa bagian yaitu:
1. Tangkai daun (petiolus)
2. Helaian daun (lamina).
            Pertulangan daun menyirip. bagian ibu tulang daun (costa) memanjang dari pangkal daun hingga ujung daun dan dari costa keluar kesamping tulang-tulang cabang (nervus lateralis) sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip ikan. Daun Durio zibethinus Murr berbentuk lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling;; berpangkal dan berujung runcing (acutus) , sisi atas berwarna hijau terang. Tepi daun rata dengan daging daun tebal seperti kulit/belulang (coriaceus). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.

Manfaat Durio zibbethinus Murr :
Arilus atau salut biji dari buah durian umumnya dimakan dalam keadaan segar. Daging buah yang tebal ini dapat diolah menjadi beraneka makanan, misalnya dodol durian, kolak durian, tempoyak, permen, es krim, dan lain-lain.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional. Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan. Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.




2.   Ceiba petandra (kapuk)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1lqBaz7hMQ4xVwtiQkmPKYioDrHfRRe1Ze99iNBmcETVug7zN8wNoYjZtWx3QKiRXyAhTJuI4fxgExcVrGkMagqDHeuo_GD4rTWBTzU40Gm-xcePKIbLMKMUk0P_G1O_y5g9oGqltaUhi/s400/Ceiba-pentandra-leaf.jpg http://open.az/uploads/posts/2013-05/1369904921_xlp.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9p_kZ0VL6ExMx00MwSuFUkj8pgTkfyIDtNs41TiEk7N4HVcghjq7WDbGHvQszdu88Hkc0c4wEvu_PDNR9cu49lXr4pB6YkvtyyrOYJnXEt72KmxZ5Gxw3a0EbOFCEozrIqYx_G5Ip2Hg_/s1600/Ceiba+pentandra+Gaertn..jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgukGol1sFYUcaGFNxXdZWhcePjk8IIasESrzqPhdpLa1ILd9L8FntHbcSv3ZKUiAP2pL2eT4W7D5Hn2YAEEFspzpAw8D1SbZg14Y3EPbpghgvXAvArquVW_PpWWH6E0YSWYJL8zSM1294/s1600/bunga+randu+1.jpg
Klasifikasi   :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Ordo           : Malvales
Familia        : Bombaceae
Genus         : Ceiba
Species        : Ceiba petandra
Randu atau kapuk (Ceiba pentandra L.)  merupakan pohon tropis yang banyak ditanam di Asia. Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga dengan tinggi pohon 8-30 m dan dapat memiliki batang pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Pada batangnya terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut. Daunnya bertangkai panjang dan berbilang 5-9. Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok (dekat ujung ranting). Kelopak berbentuk lonceng, berlekuk pendek dengan tinggi 1-2 cm. Daun mahkota bulat telur terbalik dan memanjang dengan panjang 2,5-4 cm. Benang sari jumlahnya 5, bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta memiliki kepala sari berbelok-belok. Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang cukup banyak. Pohon kapuk memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan panjang 7,5-15 cm, menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih muda serta berwarna coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang dikelilingi bulu-bulu halus, serat kekuning-kuningan yang merupakan campuran dari lignin dan sellulosa. Bentuk bijinya bulat, kecil-kecil, dan berwarna hitam (Setiadi, 1983).


Nama Lain Tumbuhan Randu (Ceiba pentandra L.)
Nama lain dari tanaman Randu yaitu: Kapas, Kapok, Randu (Indonesia); kapok, cotton silk tree (England); kapokier (Francis); kapokbaum (German); ceiba, ceibo (Spanyol).
Manfaat  Tanaman
Tumbuhan randu merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan dibidang pengobatan antara lain: minyak dari biji untuk obat kudis dan membantu pertumbuhan rambut, sari daun yang masih muda dipergunakan untuk membantu pertumbuhan rambut dengan cara digosokkan pada kulit kepala kemudian dipijit-pijit (heyne, 1987). Infus daun digunakan untuk batuk, radang selaput lendir  pada hidung, suara serak, usus dan uretritis. Daun muda diberikan untuk mengobati gonore. Kulit digunakan sebagai obat untuk mengatasi muntah, diuretik, demam dan diare. Hal ini juga diterapkan pada pengobatan  luka dan jari bengkak. Infus dari kulit kayu digunakan sebagai obat kumur .
3.   Ochroma lagopus (balsa)
Nama botani : Ochroma lagopus SW. Famili Bombacaceae, Nama daerah: Balsa. Berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan tropis dan merupakan tumbuhan sekunder setelah penebasan rimba belantara.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRlCtdODJSdz6kyt9npa_rn_FsBCLuZ_W7HM2T_nEWi8O_dEP1LWIqhCH-uM5Cr8DNROEsZRI5yuqXsjGVJ-6nwDAOrOrbvtcJ-pC-LmSaBSVvvRYdmu-NBMLkasrMY8lRRvR1e4wU3zCk/s320/balsa1b.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY6z9lLeEP-Jpij2ccBjQxVX6g4bS0oupwwzXS0YpYtr9hKtmYiD0roSMmdQhUUbgdjg9q3tFkq_zV5n7wv11IC9LFaESqFv31CbIfIfwkSsksO_iRLL7MSLN1QgdcwydIhNYDElmdBgbI/s320/balsa.jpgBalsa Ochroma lagopus
Kingdom:
(unranked):
(unranked):
(unranked):
Order:
Family:
Subfamily:
Genus:
Ochroma
Species:
Ochroma lagopus
            Balsa tumbuh baik pada ketinggian 0-1 000 m dpl, tetapi pertumbuhan optimalnya 0-800 m dpl. Curah hujan rata-rata yang dibutuhkan berkisar antara 1 500 – 3 000 mm/tahun. Jenis tanah yang dibutuhkan adalah tanah yang subur, daenase baik, tidak tergenang air, pH masam sampai netral dan bersolum dalam serta lembab.
Termasuk pohon tumbuh cepat, dalam waktu 5-6 tahun saja dapat mencapai tinggi 20m dengan diameter 40 cm. Kayu ini disebut juga kayu gabus. Warna kayu putih, tidak jelas batas kayu teras dan kayu gubal.
Berat jenis Ochroma lagopus antara 0,14-0,16 (jauh lebih ringan daripada gabus. Sekalipun bersifat kedap terhadap cairan tetapi kayu ini tidak cocok untuk menggantikan gabus karena kelenturan yang amat kecil. Kayu ini cepat sekali rapuh kecuali diberi bahan pengawet. Kayu balsa dapat dipakai untuk bahan penyekat (isolasi) pada suhu rendah.
Kayu balsa dimanfaatkan untuk venir, bagian dalam lemari es, bahan pelapis gerbong dingin kereta api dan ruang penumpang pesawat terbang.
Silvikultur :Pohon balsa sejak tahun 1920 sudah ada dalam kebun tanaman di Bogor. Di sana tumbuh cepat jika sendirian serta tahan melawan angin jujut.
Permudaan dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal penyemaian biji. Jarak tanam di lapangan adalah 3m x 3m atau 3m x 5m karena daun balsa sangat lebar.
Pohon berbuah sepanjang tahun, terbanyak pada bulan Juli-Agustus. Jumlah biji balsa per kg adalah 112.000-150.000 butir.Hama di persemaian jarang ditemukan. Di lapangan juga belum ditemukan adanya hama yang menyerang atau mematikan. Penyakit yang pernah menyerang adalah pembusuk akar. Untuk pencegahan jamur sebaiknya tegakan tidak terlalu rapat supaya udara dan cahaya matahari bisa masuk.



4.   Adansonia digitata L (baobab)
http://krbogor.lipi.go.id/assets/berita/Rg5c1Sg2PmKZmGwdqUWD_file_2_adansoniaTop.jpg
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Famili              :
Bombacaceae
Genus              :
Adansonia
Spesies            : Adansonia digitata L.
            Tanaman baobab ini termasuk dalam suku Bombacaceae, dan masih satu kerabat dengan kapuk atau randu.  Baobab dikenal juga dengan nama The African Baobab atau Asem Buto/kitambleg merupakan salah satu tanaman yang diyakini begitu banyak khasiatnya karena kandungan vitamin C nya mencapai 3 kali kandungan vitamin C dari buah jeruk sedangkan  kandungan kalsiumnya lebih banyak 2 kali dari kalsium  segelas susu.  Untuk di Negara asalnya di benua Afrika, pohon baobab ini merupakan pohon kehidupan dan buahnya telah dimanfaatkan masyarakat sejak berabad –abad untuk mengatasi segala penyakit.
            Pohon Baobab dengan nama latin Adansonia digitata L., dikenal dengan pohon raksasa dikarenakan mempunyai perawakan tinggi mencapai 47 meter dengan lingkar batang mencapai 16 meter, di Afrika merupakan pohon terbesar kedua setelah Redwood.
Kapan  pertama kalinya pohon ini masuk ke Indonesia belum diketahui pasti, diduga dibawa oleh pedagang dari Timur Tengah dan Afrika sejalan dengan penyebaran Islam di Indonesia. Berdasarkan survey  Trubus, di wilayah Subang Jawa Barat terdapat puluhan pohon Baobab yang berusia sekitar 160 tahun.
Pohon raksasa ini dapat tumbuh di daerah panas, hutan kering, daerah berbatu, hingga daerah dengan curah hujan yang rendah.
Manfaat
o  Buah baobab mengandung kalsium 50% lebih dari bayam, tinggi antioksidan, dan memiliki tiga kali vitamin C dari jeruk.
o  Daunnya dapat dikonsumsi sebagai makanan, sementara buah yang dicampur susu atau air dapat digunakan sebagai minuman. Benihnya juga dapat diproduksi menjadi minyak goreng.
o  Kayu berwarna putih biasanya digunakan sebagai digunaan untuk pembuatan kano, rakit, papan isolasi, piring kayu dan nampan, kotak mengapung untuk jaring ikan.
o  Serat kayu berkualitas baik dan biasa digunakan sebagai tali, tali harness, tikar, jerat dan tali pancing, serat kain, senar alat musik , dan tali busur.
o  Serbuk sari bunga baobab yang dicampur air bisa digunakan sebagai lem.
o  Kayu menghasilkan tanin yang bisa digunakan sebagai zat pewarna
o  Benih yang difermentasi menjadi bahan dasar pembuatan bir lokal.
o  Kulit baobab yang direbus selama beberapa hari bisa menghasilkan racun yang digunakan untuk mengatasi hama semut
o  Daun menghasilkan hyposensitive dan antihistamin yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ginjal dan kandung kemih, asma, kelelahan, diare, gigitan serangga, dan cacingan.

5.   Bombax malabaricum DC ( Randu hutan)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Famili              :
Bombacaceae
Genus              :
Bombax
Spesies            : Bombax malabaricum DC
Gambar pohon Randu Hutan di Sengkaling Malang Jawa Timur

Ciri-ciri tanaman :
Pohon tinggi, 25-70 m. Daun majemuk menjari, bergantian dan berkerumun di ujung dahan, lima hingga sembilan anak daun, lonjong, ujung meruncing, dasar segitiga sungsang. Bunga menggantung majemuk, bergerombol pada ranting, hermaprodit, keputih-putihan, besar. Kelopak berbentuk lonceng, dengan lima sampai 10 tonjolan pendek, dengan lima tonjolan, putih sampai merah muda, tertutup bulu sutra, benang sari lima, bersatu dalam tiang dasar, putik dengan bakal buah menumpang, dekat ujung panjang dan melengkung, kepala putik membesar. Buah keras, elips, berkotak lima, berisi kapuk abu-abu, terdapat 120-175 butir benih.
Manfaat  :
 Kapuk tergolong jenis kayu dengan grade rendah, dipakai untuk bahan packing, korek api (India), kotak korek api, core-veneer plywood (Papua Nugini), bahan bangunan sementara, alat musik, moulding, alat-alat rumah tangga, pelampung, mebel sederhana, bahan penyekat dan kano. Buah kapuk dipakai untuk bahan bantal dll, ditanam untuk tanaman hias, ditanam sekitar candi (Vietnam). Di Jawa tumbuh di kuburan dianggap sakral. Getah yang keluar dari kulit batang dan akar dipakai untuk obat diare, disentri dan demam. Serat kayu untuk bahan pulp, minyak dari biji untuk sabun, bunganya direbus dan bisa dimakan. Daun dan tunas untuk pakan ternak.

2.5 FAMILI APOCYNACEAE

Ciri-ciri umum :
            Pohon bergetah putih, daun tunggal, berhadapan atau berkarang, bentuk daun oblan ceolata, bunga biseksual, beraturan, tunggal atau majemuk, daun mahkota (corolla) membentuk tabung tai corong, buah bervariasi, bumbung, buah batu atau kotak, umunya berpasangan.
Contoh-contoh dari jenis ini antara lain:
·      Alstonia scholaris (pulai)
·      Dyera costulata (jelutung)
·      Cerbera manghas (bintaro)
·      Phaneria acuminata (kemboja)
·      Allamanda cathartica (alamanda)
            Pohon, perdu atau semak, sering memanjat, sering bergetah. Daun tunggal, seluruhnya berhadapan, tanpa daun penumpu, bertepi rata. Bunga dalam anak payung, malai rata, jarang berdiri sendiri, beraturan, berkelamin 2, kebanyakan berbilangan 5. Kelopak kebanyakan berbagi 5, mahkota berdaun lekat, dengan letak yang terputar. Benang sari tertancap pada tabung mahkota berseling dengan lekukan. Kepala sari beruang 2, tonjolan dasar bunga tidak ada, sering terdiri dari sisik. Bakal buah kebanyakan 2, terpisah, tetapi dihubungkan dengan tangkai putik, beruang 1, jarang berlekatan sampai satu bakal buah. Tangkai putik 1, kepala putik bergigi 2. Buah batu atau buah bumbung 1 atau 2, kadang-kadang buah kotak yang berkatup 2 (Steenis, 1978). Genus: Aganosma, Allamanda, Alstonia, Alyxia, Ancornia, Anodendron, Beaumonti,  Carissa, Catharanthus, Cerbera, Chilocarpus, Chonemorpha, Dyera, Funtumia, Hollarrhena, Hunteria, Ichnocarpus, Kibatalia, Kopsia, Landolphia, Lepiniopsis, Leuconotis, Mandevilla, Melodinus, Neissosperma, Ochrosia, Odontadenia, Parameria, Parsonsia, Plumeria, Prestonia, Rauvolfia, Stemmadenia, Strophanthus, Tabernaemontana, Thevetia, Trachelospermum, Vallaris, Voacanga, Wallida, Willugbheia, Wrightia.
 Genus: Allamanda
Genus yang berasal dari Amerika, terdiri dari kira-kira selusin spesies tanaman merambat, beberapa ditanam pada iklim yang hangat dengan bunga bentuk terompet warna-warni, kebanyakan warna kuning. Daun mengkilap, 3-6 batang, memiliki getah seperti susu jika dipotong. Sebagai tanaman hias paling populer di daerah beriklim panas, ideal untuk pagar atau dirambatkan pada dinding (Periplus, 1999). Allamanda cathartica Tanaman asli dari daerah tropis di Amerika Selatan, memiliki nama common allamanda, golden trumpet, dan lame areuy (Sunda)
Sifat Fisik
Perdu memanjat, berkayu, mengandung getah, batangnya dapat mencapai panjang 3-6 m, berdiameter kecil. Daun tanaman berbentuk lanset atau seperti mata lembing 10 panjangnya 10-15 cm, ujung meruncing. Susunan daun berkarang dengan jumlah 4 daun. Terkadang daunnya agak terpilin. Bunga berbentuk terompet, tersusun dalam tandan dengan jumlah kuntum 8-10 kuntum, umumnya mempunyai bunga berwarna kuning, namun sekarang telah banyak dijumpai berbunga merah, merah muda, dan variegate (Heerdjan dan Fajar, 2005). Bunga yang berwarna kuning cerah berkelopak lima helai dengan mahkota bunga mirip gelas anggur yang berkaki. Sewaktu masih kuncup, bunga berwarna kecoklatan muncul bergerombol di ujung-ujung batangnya (Emir dkk, 2006). Benang sari tertancap dalam leher, tangkai benang sari sangat pendek. Tonjolan dasar bunga berbentuk cincin, berlekuk 5. Bakal buah rata, beruang 1, papan biji 2, melekat di dinding. Bakal biji banyak, kepala sari tebal, cylindris, di sebelah bawah dengan selaput yang mengarah ke bawah, pada ujung bertaju 2 pendek, runcing. Buah kotak berkatup 2, berbentuk telur, pipih, berduri tempel, panjang 3,5 cm. Biji pipih lebar, serupa selaput (Steenis, 1978
Sifat Ekologis
Tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-850 m dpl. Cahaya matahari tidak menjadi faktor penghambat karena tanaman ini dapat tumbuh di lokasi yang terkena sinar matahari langsung maupun di tempat yang agak teduh. Hanya saja, tanaman ini akan rajin berbunga bila tumbuh di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung. Tanaman ini lebih menyukai tanah sedikit basa. Tanaman harus dihindari dari kekeringan dan cahaya berlebihan karena akan menarik kutu putih, serangga pengisap, dan laba-laba merah yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk dan merangsang pertumbuhan cabang, tunas atau bakal buah. Perbanyakan tanaman dilakukan melalui stek dan biji (Heerdjan dan Fajar, 2005).

2.6 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY APOCYNACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :

1. Plumeria acuminata (Kamboja)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi23sejxWi5_9U-tHZcdE-ScGDCalBfMxNABIG-Ok74EQV2FTIoBhj8wQkQQnOYM3XXatqT3YGdw6dqoRpCGnq_Ot5NWkJQK-eXeq2p-YwQy4bJiDGLevw2YHiUmuBmvCKZ5RgQmaovtMIh/s400/adenium+obesum+x.jpg
-- Klasifikasi --
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta 
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida Sub Kelas    : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              :
Apocynaceae
Genus              :
Plumeria
Spesies            : P.lacuminata
Ciri – ciri Tanaman
o  Kamboja termasuk pohon kecil, dan, termasuk Mesofanerofit (tumbuhan di udara).
o  Deskripsi tanamam : Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5 sampai 6 m, bengkok dan mengandung getah. –
o  Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman.
o  Tumbuh di daerah dataran rendah 1 sampai 700 m di atas permukaan laut.
o  Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai daun panjang, daun memanjang berbentuk lanset (lanccolatus), panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm.
o  Ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun menyempit , tepi daun rata (integer), tulang daun menyiri, permukaan daun kasap (scaber), warna daun hijau muda sampai hijau tua tidak berbulu. 
o  Termasuk bangun daun tidak lengkap. Bunga dalam malai rata berkumpul di ujung ranting, kelopak kecil ,sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berembut, sisi luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning , putih, atau merah, berbau harum.
o  Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah satu atau dua, saling berjauhan, berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm.
o  Batang ( caulis ) : Batang kamboja berkayu dengan warna putih kekuning-kuningan dibungkus kulit yang tebal.
o  System akar: Tunggang atau dikotil.
Kamboja mempunyai rumus daun 3/8. 

2.Allamanda cathartica (Alamanda)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifUaCbSQ7XVcQJULRyryXVjeAlFihwkLDCttIVdNSNuSFTE2Va9wTF4sqvqZrPjj8aJEihLrvM6daXG6C6CRTpjeJwaWZJrgR860LF7i71W0BGVV5ZCl4EOnOrQHhaVsJcqDTPh_dQ1SQo/s320/Allamanda_cathartica2.JPG
-- Klasifikasi – 
Kingdom          : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divis      : Spermatophyta
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                 : Gentianales
Famili               : Apocynacea
Genus              : Allamanda
Spesies           : A. cathartica L
 Ciri – ciri Tanaman
o  Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat mencapai 2 meter.
o  Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau
o   Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm.
o  Daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat helai.
o  Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang harum

3.Nerium oleander (Nerium)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZc_BeNd7-YQ8VswAJYQGIHdQZiLVShNYSFqwz6KDHOAArsm9tiy_CRj9G0XJjvSIpbJ1QN3EYBSrcV3zgnzEUznURLEqYwJXoL4q8D5rinUB61Fl4yJ8q_5Mbi0gD_2DO7RgWwdBASZNg/s320/220px-Nerium_oleander_flowers_leaves.jpg

-- Klasifikasi --
Kingdom        : Plantae
Subkingdom    :Tracheobionta  
SuperDivisi    :Spermatophyta       
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              : Apocynaceae
Genus              : Nerium
Spesies            : Nerium oleander
 Ciri – ciri Tanaman
o  Tumbuhan ini adalah bentuk hidup berupa perdu
o  Daun tunggal yang keras dengan lebar kurang lebih 2 cm dan letakknya dalam lingkaran (pusaran tiga).
o  Tidak memiliki stipula
o  Bunga keluar dalam perbungaan rasemosa.
o  Bunga berkembang dalam seikat ujung cebang masing-masing memgelilingi satu mahkota pusat. sepal bersatu membentuk tabung, sepal sewaktu kuncup terputar, dan letak petal imbrikatus. 
o  Jumlah stamen sama dengan jumlah petal, dan letaknya berselangan dengan petal.
o  Ovarium superus.
o  Buah berbentu folikel yang memecah (dehisen) saat matang untuk mengeluarkan biji

4. Catharanthus roseus (tapak dara)
http://tapakdarayakasa.com/wp-content/uploads/2014/10/tapak-dara-flower.png
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              :
Apocynaceae
Genus              :
Catharanthus
Spesies            : Catharanthus roseus
Cirri-ciri tanaman :
            Tapakdara (Catharanthus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah, umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Tapak dara bisa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung pada bermacam-macam iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl.Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi mencapai 120 cm, banyak bercabang. Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah tengguli. Daun tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang. Helai daun elips, ujung runcng, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, kedua permukaan daun mengkilap dan berambut halus. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai dan ketiak daun dengan 5 helai mahkota bunga berbentuk terompet, warnanya ada yang putih, merah muda atau putih dengan bercak merah di tengahnya. Buahnya buah bumbung berbulu, menggantung, berisi banyak biji berwarna hitam. Perbanyakan dengan biji, setek batang atau akar.

6.   Thevetia peruviana (bunga terompet)
http://www.seedshelf.com/images/yhst-13621674513170_2016_2678457.jpg
Klasifikasi :
Kingdom         : plantae
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas       : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              :
Apocynaceae
Genus              :
Thevetia
Spesies            : Thevetia peruviana

Cirri-ciri tanaman :
Habitus  : Tropis ; Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah kering di dataran rendah sampai 900 dpl
 Batang  : Tegak, tinggi 2 – 4 bergetah, ranting bulat
Percabangan : Banyak
DAUN
Jenis daun                  : Daun tunggal
Filotaksis                   : Folia sparsa ( ½ )
Bentuk & ukuran       : Berbentuk garis lanset ; menjari & ukuran panjang   4- 12 cm, lebar 5-14 cm
Margo folii                 : Rata
Basis folii                   : Runcing ( Acutus )
Apex folii                   : Meruncing ( Acuminatus )
Permukaan daun
      a. Warna    Atas       : Hijau tua mengkilat            Bawah : Hijau muda
      b. Tekstur  Atas       : Garis lanset, serupa kulit gundul  Bawah : Gundul
Nervatio                    : Penninervis
Catatan tambahan      : Kandungan kimia = Thevetiana ( alkaloid gigitalis ) ;                         nerifolin ; perufosida ; rufosida ; minyak lemak
 BUNGA
1.   Bentuk bunga                    : Majemuk ; bentuk malai ; mahkota bentuk ginjal
2.   Jumlah & warna sepal      : 5 ( Kuning kemerahan )
3.   Jumlah & warna petal      : 5 ( Kuning kemerahan ), gabung
4.   Jumlah stamen                   : Sebanyak petal ( Epipetalus )
5.  
Kedudukan ovarium        : Superior
6.   Infloresensi                      : Simosa + Braktea + Brakteola
7.   Rumus bunga                   : Ca5, [ Co(5), A5 ], G2
 BUAH
1.   Tipe buah                  : Drupa ( biji + rambut pada ujungnya )
2.   Bentuk dan ukuran    : Buah kotak, beruang 2-4, diameter ± 7,5 mm
3.  
Warna                        : Coklat kehitaman / hijau kekuningan


2.7 FAMILI VERBENACEAE
Cirri-ciri umum :
            Familia Verbenaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba dan perdu dengan daun tunggal tanpa stipula serta letak daunnya berhadapan , perbungaan majemuk dengan simetri bunga aktinomorfdan kadang-kadang Zygomorf, kelamin tumbuhan biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu persisten , petal bersatu ( tubus,limbus dan faux ), berbibir 2, stamen 2-4, epipetal, pada Tectona 5 ( 4 dydinamus dan 1 staminodium ), pistil 1, letak ovarium superum, stylus 1, karpel 2-4 , plasenta aksilaris.

2.8 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY APOCYNACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :
1.Tectona Grandis (Jati)
 Ciri-ciri umum:
Tanaman jati merupakan tanaman tropika dan sub tropika yang sejak abad ke-9 telah dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Tanaman jati yang tumbuh di indonesia berasal dari India. Tanaman ini mempunyai nama ilmiah Tectona grandis Linn.f.
 
Klasifikasi :
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Angiospermae
Sub Kelas        : Dicotyledoneae
Ordo                : Verbenales
Famili              : Verbenaceae
Genus              : Tectona
Species            : Tectona Grandis Linn.f
Ciri-ciri Botani :
Menurut Atmosuseno dan Khaerudin (1996), ciri-ciri botani tanaman jati adalah sebagai berikut :
o  Warna kayu terasnya cokelat muda, cokelat kelabu sampai cokelat merah tua, atau merah cokelat. Adapun warna kayu gubalnya putih atau kelabu kekuningan. Daun berukuran lebar dan sedikit berbulu.
o  Pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan panjang batang bebas cabang antara 15-20 m dan diameter mencapai 50-220 cm. Bentuk batang tidak teratur dan beralur. Batang pohon jati yang sudah masa tebang apabila dipotong secara melintang akan terlihat beralur-alur artistik dalam kayunya yang kita kenal dengan istilah lingkaran tahun.
o  Umumnya pada bulan Oktober – juni, pohon jati mulai berbunga. Buah masak pada bulan Juli – Desember. Biji jati termasuk mempunyai daya kecambah rendah, hanya sekitar 35 – 58%. Jumlah biji kering per Kg sekitar 1.500 butir.
o  Ciri-ciri Jati menurut Hardjodarsono (1976) adalah sebagai berikut :
o   Bentuk pohon besar pada umur 100 tahun dengan tinggi 25-50 meter menurut bonitsit
o   Batang dapat bulat dan lurus apabila tumbuh ditempat yang subur, tapi pada tanah-tanah yang kurang subur dan tegakan yang kurang rapat serta akibat dari kebakaran dan pengembalaan mempunyai kecenderungan untuk melengkung. Batang-batang yang besar biasanya menunjukkan penampang yang tidak rata.
o  Tajuk tidak beraturan, berbentuk bulat telur, terpasang agak rendah di tegakan-tegakan yang kurang rapat.
o  Bentuk dahan bengkok-bengkok dan berlekuk-lekuk, bercabang banyak dengan ranting-ranting yang kasar, berpenampang empat persegi dan berbulu banyak. 
o  Daun berhadapan, berpucuk lancip dan bertangkai pendek. Bagian atas hijau kasar, bagian bawah daun hijau kekuning-kuningan, berbulu halus. Dengan diantaranya rambut-rambut kelenjar merah mengembung, kalau dirusak daunnya menjadi merah.
o  Susunan bunga banyak terminal, bulir-bulir bercabang tersusun, berbulu halus, panjang 40-70 cm dan lebar 55-80 cm dengan banyak sekali bunga-bunga kecil, putih, berkelamin dua. Pada musim berbunga menyebabkan tajuk berwarna keputih-putihan.
o  Buahnya berkulit keras, bulat agak berkeping dengan garis tengah 5-34 mm dengan inti beruang 3, 4, 6, atau 7 berwarna putih dan sangat keras. Pada dasanya terdapat 4 lubang kecil yaitu ujung alur-alur inti yang menyatu di tengah-tengah inti. Biasanya buah berbenih satu, jarang berbenih dua dan hampir tidak pernah berbenih tiga atau empat. Buahnya masak dalam musim kering yang berikutnya dan jatuh pada musim kemarau atau pada awal musim hujan berikutnya, hasil biasanya banyak tapi tidak sama tiap tahunnya.
o  Pembungaan biasanya tiap tahun berbunga dengan lebat mulai pada awal musim hujan, dan bila air cukup dapat berbunga di musim kering (didaerah aliran sungai).
o  Susunan akar di waktu muda bisa dikatakan cepat pertumbuhannya, dalam hal ini jati termasuk jenis cepat tumbuhnya. Tidak lama akar tunggangnya bercabang-cabang sehingga akar pokok tidak nyata lagi. Akar-akar yang tumbuh ke samping membuat cabang-cabang pula yang arahnya tegak lurus ke bawah. Bila keadaan tanahnya baik (aerasi baik, tanahnya, air tanah dalam) susunan akar dapat mencapai 1,5 – 2 m, kadang-kadang 3 m kedalamnya. Apabila tanah dalam keadaan tidak baik, susunan akarnya dangkal sekitar 70 – 80 cm. 
o  Kulit kayu cokelat kuning keabuan, pecah-pecah menurut alur memanjang, lepas bersisik. Penampang berlapis, cokelat keabuan, hijau daun dan lentisel-lentisel tidak kelihatan.
2. Lantana camara L(tahi ayam)
 
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Lamiales
Famili              :
Verbenaceae
Genus              :
Lantana
Spesies            : Lantana camara L
Ciri-ciri tanaman :
Lantana camara linn merupakan tanaman perdu dengan tinggi 05 – 1,5 m. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis dan tumbuh baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh tersebar di daerah tropis hampir seluruh benua. Dan dapat tumbuh hingga ketinggian 1700 m dpl.
Lantana camara linn merupakan tanaman tahunan dengan ciri ciri: Kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggir daun bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun berhadapan dan tulang daun menyirip.
Lantana camara linn memiliki bunga yang bersifat rasemos dan memiliki warna beraneka ragam, putih, merah muda, jingga, kuning. Dengan demikian tanaman ini memiliki nilai estika yg dapat di gunakan sebagai tanaman hias. Di beberapa negara tanaman ini sudah banyak di hibridakan sebagai tanaman hias.
Lantana camara linn memiliki buah seperti buah buni. Bewarna hijau dan bila telah matang berwarna hitam. Tanaman ini dapat dikembang biakkan melalui biji dan stek.
Manfaat :
Selain sebagai tanaman hias, Lantana camara linn juga berpotensi sebagai bio insektisida dan obat. Berdasarkan hasil penelitian dari ekstrak daun dan bunga di dapati senyawa senyawa yang berfungsi sebagai insektisidal, fungisidal, nematisidal, dan anti mikrobakterial. Senyawa senyawa itu yakni. Humule (minyak asiri), Lantadene A, Lantadene B, Lantanolic acid, Lantic acid, b-coryophylle, g-terpidene, a-pinene, dan r-cynaene. Senyawa triterpenoid dari tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri staphylococus aureus yang merupakan bakteri patogen pada penyakit saluran pernafasan.

3.Gmelina arborea (jati putih)
 
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Lamiales
Famili              :
Verbenaceae
Genus              :
Gmelina
Spesies            : Gmelina arborea Roxb.

Ciri-Ciri Tanaman :
Pohon melina dapat mencapai ukuran besar, tidak berbanir, tidak berduri, bercabang banyak hingga membentuk tajuk besar yang rimbun, mencapai tinggi 30 m, diameter 100 cm dengan batang bebas cabang 15 m. Bila sudah tua akan mengelupas berkeping-keping, sehingga bagian bawahnya terlihat cerah. Daun, tunggal, berbentuk jantung; ujung meruncing, tulang daun sekunder menyirip, tulang tersier tangga, pada pangkalnya terdapat sepasang kelenjar. Pada umur 3 tahun, tegakan melina mulai menghasilkan buah sebagai sumber biji untuk bibit tanaman. Melina berbunga pada akhir periode gugur daun dalam musim kemarau dan sekitar 3-4 bulan kemudian buahnya telah masak. Tiap buah berisi rata-rata satu biji, dimana tiap kilogramnya terdapat sekitar 1.300-1.800 buah biji kering. Benih melina memiliki kulit benih yang keras dan memiliki sifat yang berbeda dengan jenis lain, sepertipoly embryoni (Wulandari S. R., 2002).
Ekologi dan Persebaran :
secara alami melina dijumpai pada hutan hujan di India, Bangladesh, Srilangka, Burma, dan hampir diseluruh Asia Tenggara, Cina bagian selatan, Malaysia, Philipina serta beberapa daerah kering di India bagian tengah. Melina merupakan tumbuhan eksotik yang dikembangkan untuk tanaman industri. Pohon melina dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 90-900 m dpl. Pada keadaan khusus seperti di darah lembah Srilangka, dapat tumbuh hingga ketinggian 1.500 m dpl. 
Manfaat :
Pohon melina sangat dimungkinkan untuk dikembangkan, terutama untuk tanaman industri. Kayunya berprospek baik sebagai bahan pulp, venier, kayu lapis, papan partikel, dan bahan bangunan, serta moulding. Kayunya cukup baik bila digunakan untuk bahan konstruksi ringan seperti bingkai jendela, mebel dan bahan kerajinan. Berat jenisnya berkisar antara 0,40-0,57, keawetan sedang, mudah digergaji, mudah dikeringkan, dan kayunya termasuk ringan, bertekstur halus, kekerasannya menengah dan arah seratnya terpadu. Tidak ada perbedaan warna antara kayu teras dan gubal.

4. Vitex trifolia L (Legundi)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Lamiales
Famili              :
Verbenaceae
Genus              :
Vitex
Spesies            : Vitex trifolia L.
Ciri-ciri tanaman :
Legundi (Vitex trifolia L.) merupakan pohon semak atau pohon kecil, tingginya 1-4 meter, daun legundi sudah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, salah satu kegunaan daun legundi adalah untuk penyakit TBC.
Batang
Batangnya ditutupi oleh rambut-rambut lembut, batang pokok jelas, kulit batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang.
Daun
Legundi memiliki daun majemuk dengan 1-3 anak daun, Daunnya tersusun beraturan sepanjang batang, Panjang tangkai daun sekitar 5mm. daun legundi berbentuk bundar telur, elips, bundar telur terbalik, atau lonjong, pada bagian bawah daun berbulu rapat dengan warna putih atau kelabu.
Bunga
Bunganya bertandan dan keluar dari ujung ranting dengan kelopak warna hijau, bergigi 5. Mahkotanya berbentuk tabung berbibir 2 dan bergigi 5, berwana biru-ungu. Benangsari berjumlah 4.
Bunga legundi berbulu halus, berwarna putih atau abu-abu, tersusun rapat, berwarna kelabu. Bagian luar berbulu kelabu kecuali pangkal. Sebagian bibir bunga bagian bawah berwarna biru ungu.
Bunganya tumbuh dalam malai atau kelompok hingga 18 cm panjangnya. Bunga individu berwarna ungu violet memiliki dua bibir mahkota selebar 5 mm. Benang sarinya berjumlah dua pasang dan ovarium nampak menonjol atau tumbuh melebihi mahkota.
Buah dan biji
Buahnya buah batu berbentuk bola, buahnya berdaging sekitar 6 mm dan mengandung 4 biji hitam kecil.
            Tumbuhan Legundi sangat indah, baik bentuk maupun warnanya. Bila dipangkas, tumbuhnya akan lebih baik karena percabangannya semakin rapat dan kekar. Pembanyakan dilakukan dengan biji atau setek batangnya, jika menggunakan stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas setelah 4-5 hari terhitung dari sejak penanaman.
            Tanaman legeundi biasa tumbuh dengan daerah tumbuhnya 1-500 m di atas permukaan laut, Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang dan lempung.
Manfaat :
o  Akar legundi bisa dimanfaatkan untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan.
o  Batang legundi untuk menyembuhkan bengkak dan eksim.
o  Biji legundi sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut.
o  Buah legundi sebagai obat cacing dan peluruh haid.
o  Daun legundi digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan panas, meredakan kejang, batuk, radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, membersihkan rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh serangga. juga untuk obat gatal, alergi, sakit perut, antipiretik, diuretik, analgesik, obat nyamuk, bahkan bersifat antikanker.
5.   Sungkai (Peronema canescens
 
Klasifikasi :
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Lamiales
Famili              : Verbeaceae
Genus              : Peronema
Spesies            : Peronema canescens

Ciri-ciri tanaman :
            Di Indonesia biasa dikenal dengan nama sungkai atau jati sabrang. Pohon sungkai tersebar di daerah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tempat tumbuh utama sungkai di hutan sekunder yang berair dan kadang-kadang terdapat juga di hutan sekunder yang kering, akan tetapi tidak dijumpai di hutan primer serta daerah yang periodik tergenang air. Sungkai umumnya tumbuh baik pada ketinggian 0 – 600 meter dengan tipe iklim A – C menurut tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson. Penanaman pohon sungkai memerlukan tanah yang baik sedangkan ditanah margel tidak dianjurkan karena tanaman akan menjadi layu dan kering.
            Bentuk batang sungkai lurus dengan parit kecil, tetapi kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan hama pucuk, kulit luarnya berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kulit luar penampangnya berwarna kuning, coklat atau merah muda. Rantingnya penuh dengan bulu-bulu. Ciri yang lainnya adalah bunga dalam kedudukan malai, cabangnya lebar-lebar dan letaknya berpasangan, panjang 20 – 40 cm. Bunga letaknya hampir duduk, kelopak bunga agak tertutup rapat dan berbulu. Ukurannya 1/2 mm – 2 mm, warnanya hijau pada pangkal.
Manfaat :
 Kegunaan kayu sungkai cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu ipakai juga untuk tiang rumah dan bangunan jembatan. Garis-garis indah mungkin baik untuk vinir mewah, kabinet dan sebagainya. Kayunya mempunyai berat jenis 0,62 dan termasuk kelas kuat II – III serta kelas awet III.

2.9 FAMILI OXALIDACEAE
Ciri-ciri umum :
     Merupakan suku belimbing-belimbingan.Berasal dari kataOxis “yunani”, yang berarti asam.
Habitus berupa terna, ada pula yang berupa semak, perdu atau bahkan berupa pohon.Semak, perdu atau pohon. Daun tersebar, majemuk; anak daun tepi rata. Daun penumpu tidak ada. Bunga dalam ketiak daun yang masih ada atau yang sudah rontok atau pada kayu tua, beraturan, berkelamin 2. Daun kelopak 5, tetap. Daun mahkota 5, terpuntir waktu dalam kuncup, rontok. Benang sari 10, lepas atau bersatu pada pangkal, kadang-kadang sebagian meereduksi menjadi staminodia; kepala sari beruang 2. Bakal buah menumpang, persegi 5 atau berlekuk 5. Tangkai putik 5, lepas. Buah kotak atau buah buni.

2.10 TANAMAN YANG MASUK KEDALAM FAMILY OXALIDACEAE BESERTA CIRI-CIRINYA :

1.   Averrhoa bilimbi L (Belimbing wuluh)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Geraniales
Famili              : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus              : Averrhoa
Spesies            : Averrhoa bilimbi L

Ciri-ciri tanaman :
Tinggi 5 – 10 m. Tanda bekas daun betuk ginjal atau jantung. Anak daun bulat telur atau memanjang; meruncing, 2 – 10 X 1 – 3 cm, ke arah ujung poros lebih besar, bawah hijau muda. Malai bunga menggantung, panjang 5 – 20 cm. Bunga semuanya dengan panjang tangkai putik yang sama. Kelopak panjang 6 mm. daun mahkota tidak atau hampir bergandengan, bentuk spatel atau lanset, dengan pangkal yang pucat. 5 benang sari di depan daun mahkota mereduksi menjadi staminodia. Buah buni persegi membulat tumpul, kuning hijau, panajng 4 – 6,5 cm.
Manfaat:
Belimbing wuluh berkhasiat menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh kencing. Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format. Daunnya mengandung tanin, sulfur, asam format, dan perokside, sedangkan buahnya secara khusus dimanfaatkan untuk obat darah tinggi.
2.   Averrhoa carambola L (belimbing manis)
Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi               : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi        : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas               : Dicotyledone (biji berkeping dua)
Ordo                : Oxalidales
Famili              : Oxalidaceae
Genus              : Averrhoa
Spesies            : Averrhoa carambola L. (belimbing manis)

Ciri-ciri tanaman :
Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.) tumbuh dalam bentuk pohon. Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), berbentuk silindris, permukaan batang kasar, batang berwarna coklat tua. Percabangan dikotom, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang mendatar.
  

Daun (folium) Tergolong daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Pada suatu daun majemuk terdiri atas beberapa bagian yaitu:
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis),
b. Tangkai anak daun (petiololus), dan
c. Anak daun (foliolum).
Daun majemuk beranak daun 9, bertangkai panjang, warna hijau muda, bentuk bulat telur, panjang daun 3-8,5 cm, lebar daun 2-4 cm, helaian daun tipis tegar seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), ujung meruncing (acuminatus), pangkal membulat, tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan atas dan bawah licin mengkilat.
Daun pada Averrhoa carambola, merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki ibu tangkai daun, tangkai anak daun dan anak daun. 
Manfaat :
Buah ini memiliki banyak sari (air), sehingga memungkinkan untuk dibuat wine buah. Di Myanmar, belimbing digunakan untuk membuat acar teh. Buah belimbing yang manis selain menyembuhkan batuk, demam, kencing manis dan kolesterol tinggi, juga cocok untuk meredakan sakit tenggorokan.

3.   Oxalis barrelieri L (Calincing)

Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Geraniales
Famili              : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus              : Oxalis
Spesies            : Oxalis barrelieri L.
 

Ciri-ciri tanaman :
            Oxallis barrelieri atau sering disebut Calincing atau blimbing-blimbingan merupakan semak liar yang kini sudah mulai jarang dijumpai. Di Inggris tanaman ini dikenal dengan Lavender sorrel atau Barrelier’s woodsorrel.  Oxallis barrelieri  berasal dari Hindia barat, Amerika tropis, dan America selatan . Sekarang tanaman ini juga ditemukan di Afrika, Australia, Indonesia dan daerah daerah lain. Oxallis barrelieri umumnya dikenal sebagai gulma liar yang hidup di tepi tepi jalan atau di tanah yang tak terawat, yang lembab dan teduh.
Habitus:
 Oxallis barrelieri berupa  semak tegak berkayu dengan tinggi  ± 80 cm, batangnya berbentuk silindris, permukaannya halus, berwarna hijau agak kecoklatan.
Bunga :  
Oxallis barrelieri  memiliki bunga majemuk dengan tangkai malai yang panjang ( ±4cm) yang tumbuh di ketiak daun; bunga berbentuk terompet;  kelopak bunga berjumlah 5 helai berwarna hijau. Mahkota bunga sebanyak 5 helai yang bersatu dibagian dasarnya; mahkota bunga berwarna merah muda dan bagian dasarnya berwarna kuning;; Putik berjumlah 1buah; kepala sari berjumlah  5 buah berwarna kuning . Tanaman ini dapat berbunga sepanjang tahun.
Buah:
berbentuk seperti buah belimbing tapi agak bulat;  bertaju 5 . Buah yang sudah tua akan pecah dan bijinya akan tersebar keluar. Biji berukuran kecil;  berbentuk bulat; berwarna kuning.
Daun :
 berdaun majemuk, terdiri dari 3 anak daun yang berbentuk bulat telur ( trifolia) dengan panjang ± 2-3cm dan lebar ± 1-2cm, tulang daun menyirip, tangkai daun panjang , tepi daunnya  rata .
Akar berupa akar tunggang.
Manfaat :
 kandungan zat aktifnya dapat  menawarkan  racun akibat makanan. Bisa dimanfaatkan sebagai sayuran, namun kurang diminati, selain itu juga berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi terlalu banyak .

4.   Biophytum petersianum klotzsch (Rumput kebar)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Kelas               : Dicotyledon
Famili              : Oxalidaceae
Genus              : Biophytum
Spesies            : Biophytum Petersianum Klotzsch

Ciri-ciri tumbuhan :
            Tanaman rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) termasuk dalam family Oxalidaceae. Tanaman ini  dapat di jumpai di wilayah Kebar Tengah dan Kebar Timur, Manokwari Papua Barat. Rumput kebar sepintas bila kita perhatikan daunya menyerupai daun saga, mempunyai batang pohon yang kecil kira-kira sebesar patang sapu lidi. Dari hasil penelitian diketahui dalam tanaman Rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch), mengandung jenis metabolit sekunder jenis Flavonoid, Fenolik dan alkaloid,dan senyawa turunan isoflavon yaitu daidzein. Rumput Kebar (Biophytum petersianum, Klotzsch) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh pada ketinggian 500 – 600 m diatas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh berasosiasi dengan Paspalum konyugatum dan Imperata cylindrica dengan permeabilitas tanah sedang (4.01 Cm/jam – 5.17 cm/jam), pH tanah agak masam sampai masam (5.6 – 4.6), disamping kandungan sulfur tanah 0.04 % sampai 0.2 %. Tumbuh pada iklim basah dengan curah hujan rata-rata 2383 mm/tahun, suhu 26.680C, kelembaban 82.97 % dan intensitas cahaya matahari 64.87 lux (Imbiri, 1997). Rumput Kebar banyak dijumpai di daerah Kebar Tengah dan Kebar Timur, dapat ditemukan berasosiasi dengan Conjugatum dan Imperata Cylindrica.
Manfaat :
Tumbuhan ini populer di kalangan masyarakat umum sebagai obat penyubur kandungan, secara ilmiah dikatakan tumbuhan ini lebih banyak digunakan sebagai obat kesuburan untuk memelihara kemampuan reproduksi dan fertilitas.[3] Tumbuhan ini juga digunakan secara tradisional di Mali untuk mengobati luka, inflamasi, tukak lambung, malaria, dan demam.

5.   Biophytum sensitivum D C (Ki paying kalapaon)

Klasifikasi

Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Bangsa                        : Geraniales
Suku                : Oxalidaceae
Marga              : Biophytum
Jenis                : Biophytum Sensitivum D C.
Ciri-ciri tanaman :
Habitus: Herba, tinggi 5-20 cm.
Batang: Bulat, tak bercabang, merati muda.
Daun: Majemuk, menyirip, dalam roset batang, anak daun empat sampai sepuluh pasang, ujung tumpul, bertepi rata, pangkal tumpul, tangkai 5-20 mm, hijau.
Bunga: Majemuk, pada ujung batang, kelopak + 5 mm, bertaju lima, ungu, mahkota ± 5 mm, kuning dengan ujung merah.
Buah: Kotak, bulat, kecil, hijau.
Biji: Kecil, masih muda putih setelah tua coklat.
Akar: Tunggang, coklat.
Manfaat :
            Herba krambilan mengandung saponin, flavonoida dan taninHerba krambilan berkhasiat sebagai peluruh air seni dan sebagai obat otot kejang.Untuk obat peluruh air seni dipakai herba krambilan ± 20 gram, dicuci. direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.








BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
            Dapat disimpulkan bahwa Ciri-ciri secara umum untuk  family :
1.clusiaceae (suku manggis-manggisan) : Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelenjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Semua spesies di daerah ini memiliki lateks atau getah berwarna; banyak lateks kuning atau oranye.  Daun tunggal, berhadapan, koriaseus, tidak ada stipula. Untuk Clusiaceae lain, ruas daun dan struktur ranting muda adalah karakter pembeda penting. Daun biasanya agak berair, dengan urat sekunder erat paralel. Tunas terminal setiap cabang biasanya sepenuhnya diselimuti dasar tangkai daun terminal. Batang, daun, dan bunga, memiliki kelenjar menghasilkan minyak esensial, lemak dan resin. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Bunga bisa tunggal maupun majemuk. Kelopak dan mahkota mempunyai susunan dan letak yang amat berfariasi, daun kelopak 2->6, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak, poliadelf (berberkas-berkas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul) bakal buah menumpang, beruang 1->15 kebanyakan beruang 3->5, bakal biji banyak, masing-masing dengan dua integument. Buah dengan bentuk dan struktur yang bemacam-macam. Bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, sering kali bersalut, lembaga besar. ( contoh tumbuhan yang masuk family clusiaceae : Calophyllum inophyllum (Bintangur, Nyamplung), Calophyllum soulatri ,Garcinia mangostana (Manggis), Garcinia dulcis (Mundu), Garcinia celebica (Manggis hutan), Cratoxylon arborescens (Geronggang) )
2.Bombacaceae : Pohon raksasa, daun bersuling, tunggal atau majemuk menjari, kadang-kadang berbulu halus atau bersisik, bunga biseks, beraturan, buah kapsul, biji berarillus atau terbungkus bulu wol, lebih dari 20 marga, serta terdapat di daerah tropika. Tumbuhan berupa pohon, daun tunggal atau majemuk menjari, duduk tersebar dengan daun penumpu, mempunyai sisik atau rambut bintang. (contoh tumbuhan yang masuk family bombacaceae :   Ceiba pentandra (kapuk), Durio zibenthinus (durian) ,  Ochroma bicolor (balsa), Gossampinus malabarica (kapuk hutan), Adansonia digitata L (baobab) )
3.Apocynaceae : Pohon bergetah putih, daun tunggal, berhadapan atau berkarang, bentuk daun oblan ceolata, bunga biseksual, beraturan, tunggal atau majemuk, daun mahkota (corolla) membentuk tabung tai corong, buah bervariasi, bumbung, buah batu atau kotak, umunya berpasangan. (Contoh tumbuhan yang masuk family apocynaceaae : Alstonia scholaris (pulai), Dyera costulata (jelutung), Cerbera manghas (bintaro), Phaneria acuminata (kemboja), Allamanda cathartica (alamanda) )
4.Verbenaceae : Familia Verbenaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba dan perdu dengan daun tunggal tanpa stipula serta letak daunnya berhadapan , perbungaan majemuk dengan simetri bunga aktinomorfdan kadang-kadang Zygomorf, kelamin tumbuhan biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu persisten , petal bersatu ( tubus,limbus dan faux ), berbibir 2, stamen 2-4, epipetal, pada Tectona 5 ( 4 dydinamus dan 1 staminodium ), pistil 1, letak ovarium superum, stylus 1, karpel 2-4 , plasenta aksilaris. (contoh tumbuhan yang masuk family verbenaceae : Tectona Grandis (Jati), Lantana camara L(tahi ayam), Gmelina arborea (jati putih), Vitex trifolia L (Legundi), Sungkai (Peronema canescens) )
5.Oxalidaceae : Merupakan suku belimbing-belimbingan.Berasal dari kataOxis “yunani”, yang berarti asam.Habitus berupa terna, ada pula yang berupa semak, perdu atau bahkan berupa pohon.Semak, perdu atau pohon. Daun tersebar, majemuk; anak daun tepi rata. Daun penumpu tidak ada. Bunga dalam ketiak daun yang masih ada atau yang sudah rontok atau pada kayu tua, beraturan, berkelamin 2. Daun kelopak 5, tetap. Daun mahkota 5, terpuntir waktu dalam kuncup, rontok. Benang sari 10, lepas atau bersatu pada pangkal, kadang-kadang sebagian meereduksi menjadi staminodia; kepala sari beruang 2. Bakal buah menumpang, persegi 5 atau berlekuk 5. Tangkai putik 5, lepas. Buah kotak atau buah buni. (contoh tumbuhan yang masuk family oxalidaceae : Averrhoa bilimbi L (Belimbing wuluh), Averrhoa carambola L (belimbing manis), Oxalis barrelieri L (Calincing), Biophytum petersianum klotzsch (Rumput kebar, Biophytum sensitivum D C (Ki paying kalapaon))

3.2     Saran
Kepada pembaca kami harapkan dapat menyempurnakan makalah ini,karna makalah ini banyak sekali kekurangan dan kelemahannya
ü Dengan adanya makalah ini, kami harapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang taksonomi tumbuhan.
ü Makalah ini dapat jadi referensi mata kuliah dendrologi
ü Dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam menyiapkan suatu materi diskusi.

 


 


DAFTAR PUSTAKA

http://ulysitompul.blogspot.com/2011/11/apocynaceae.html
http://floranegeriku.blogspot.com/2012/01/jati-tectona-grandis-linnf.html
http://www.jabonjawa.com/2011/10/balsa-ochroma-lagopus.html
http://alamendah.org/2010/08/05/mundu-garcinia-dulcis-pohon-buah-langka/
http://cuilakorai.blogspot.com/2011/10/clusiaceae.html
http://mujab-education.blogspot.com/2012/07/laporan-hasil-pkl-morfologi-tumbuhan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar